EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (11/1) pagi, bergerak melemah. Menurut ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta, faktor eksternal seperti gejolak pasar saham Cina akibat laju pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan masih melambat serta membaiknya data Amerika Serikat akan menjadi ancaman utama terhadap mata uang rupiah.
"Secara umum, mata uang rupiah masih tertekan walaupun masih bertahan di bawah level Rp 14 ribu per dolar AS. Peluang depresiasi rupiah lebih lanjut cukup terbuka, terutama akibat faktor eksternal," kata Rangga di Jakarta, Senin (11/1).
Di sisi lain, lanjut dia, harapan pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) pada Rapat Dewan Gubernur pekan ini juga diperkirakan terhambat karena faktor eksternal itu.
"Harapan pemangkasan BI rate telah tumbuh semenjak inflasi Desember 2015 cukup rendah. Bank Indonesia sempat menyatakan bahwa ada ruang untuk pelonggaran moneter. Namun, faktor eksternal dapat membatasi aksi BI," katanya.