Rabu 27 Jan 2016 13:40 WIB

Tol Laut 'Mandul', Harga Semen di Papua Masih Rp 2 Juta per Sak

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Nur Aini
Kapal Tol Laut Mutiara Persada III sandar di dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/5).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Kapal Tol Laut Mutiara Persada III sandar di dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/5).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Program tol laut pemerintah dinilai belum mampu mengurangi disparitas harga antarwilayah di Indonesia. Harga-harga barang di Papua masih sangat tinggi dan jauh lebih mahal dibandingkan di Pulau Jawa.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua Elsye Pekade sangat berharap pemerintah pusat terus berkomitmen mengurangi perbedaan harga.

"Walaupun sudah ada program tol laut, harga barang, seperti semen di Puncak Jaya, Papua, masih berkisar Rp 1,6-Rp 2 juta," kata Elsye saat menghadiri rapat kerja Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (27/1).

Elsye juga meminta pemerintah pusat membantu Pemprov Papua dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya dalam hal perdagangan. Menurut dia, pengetahuan masyarakat Papua mengenai perdagangan masih sangat minim.

"Saat kami sosialisasi ke kabupaten/kota, aparat sendiri pun belum bisa memaparkan atau menyampaikan sebenarnya apa yang harus dilakukan. Kami sangat berharap sekali apabila ada program dari pemerintah pusat harus disertai pendampingan," ucap dia.

Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengakui bahwa program tol laut memang tidak bisa langsung mengurangi disparitas harga. Namun, pemerintah berkomitmen untuk terus memaksimalkan program tol laut dengan menambah rute.

"Rute tol laut tujuan akhirnya ada 30 rute. Sekarang baru tiga rute. Secara bertahap terus diperluas," ucap Thomas.

Baca juga: Mendag Lebih Senang Harga Kebutuhan Pokok Naik Turun

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement