Masa Sulit
Meski begitu, masa sulit juga pernah dirasakan kakak beradik ini. Salah satunya, ketika mereka dengan percaya diri memproduksi 50 unit boneka wisuda untuk perhelatan wisuda di kampus tetangga. Pada hari H, barang dagangan mereka hanya laku 10 buah saja. Mereka lantas pulang dengan rasa kecewa.
Namun pengalaman tersebut membuahkan pembelajaran. Bahwa segala langkah bisnis harus didasari dengan survei dan riset. Bisnis bukan permainan judi untung-untungan, tapi harus dilandasi dengan segala persiapan dibarengi doa.
Perbaikan kualitas juga terus dilakukan, utamanya dalam hal pengemasan. "Ada order luar kota, dan pada awal-awal beberapa konsumen kecewa karena barang rusak ketika sampai," tutur Sri.
Pembelajaran yang didapat yakni ia harus memperbaiki kemasan dengan bungkus yang lebih kokoh dan tebal. Terutama untuk pengiriman luar kota.
Ke depan, Sri dan Septi ingin berbagi keterampilan dengan orang-orang yang berminat. Caranya dengan membuka bengkel kerja (workshop) dan serangkaian pelatihan. Selain berguna untuk menambah keterampilan para peserta, kegiatan tersebut akan berguna ketika mereka membutuhkan tenaga produksi ketika order tinggi.