EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan memfasilitasi Perum Bulog dalam menyerap atau membeli jagung impor yang tertahan di sejumlah pelabuhan sebagai upaya memenuhi pasokan untuk pakan ternak, khususnya ayam potong.
"Sudah disepakati pembelian atau pengalihan sebanyak 445.500 ton dari beberapa importir ke Perum Bulog," kata Menteri Perdagangan Thomas Lembong dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/1).
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait agar jagung impor yang tertahan di sejumlah pelabuhan dapat keluar dan dibeli atau dialihkan ke Perum Bulog. Melalui cara tersebut, diharapkan mampu menurunkan kenaikan harga jagung pakan dan mengurangi dampak terhadap kenaikan harga daging ayam.
Fasilitasi oleh Kemendag tersebut mempertemukan Dirut Perum Bulog, para peternak skala UMKM mandiri, Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), sekaligus importir jagung. Impor jagung yang tertahan saat ini berada di sejumlah pelabuhan, di antaranya di Medan, Semarang, Banten, dan Jawa Barat. Langkah tersebut, diharapkan dapat mengakhiri ketidakpastian mengenai kelanjutan dari impor jagung yang sebagian telah memasuki pelabuhan di Indonesia.
Nantinya, Perum Bulog akan menyalurkan kepada peternak yang membutuhkan jagung sebagai bahan baku pakan ternak.
Menurut catatan Kementerian Perdagangan, sejak November 2015 hingga Januari 2016, harga jagung naik hingga 100 persen dari sebelumnya Rp 3.000 menjadi Rp 6.000 per kilogram.
Kenaikan harga jagung itu, diduga akibat seretnya pasokan jagung ke industri pakan ternak, sementara permintaan tetap tinggi.