EKBIS.CO, YOGYAKARTA -- Kenaian harga daging ayam ras selama Januari 2016 telah menyumbang tingginya laju inflasi di Yogyakarta. Berdasarkan data Badan Pusat Statisti (BPS) Yogyakarta, laju inflasi di Yogya pada Januari tahun ini mencapai 0,53 persen atau naik signifikan dibandingkan Januari 2015 yang hanya 0,13 persen. Namun mengalami penurunan dibandingkan posisi inflasi Desember 2015 sebesar 0,96 persen.
Laju inflasi Yogyakarta pada Januari kemarin terutama disumbang dari naiknya harga daging ayam ras yang mencapai 15,33 persen. Kenaikan harga daging ayam tersebut menyumbang 0,15 persen pada laju inflasi Yogyakarta.
"Selain daging ayam ras, kenaikan harga bawang merah sebesar 20,09 persen juga memberikan andil besar pada inflasi Yogya yaitu 0,08 persen," ujar Kepala BPS Yogyakarta, Bambang Kristiyanto, Senin (1/2).
Kenaikan harga bawang putih 17,77 persen memberikan andil 0,06 persen pada laju inflasi Yogyakarta. Selain oitu kenaikan harga kelapa serta tukang bukan mandor juga mempengaruhi laju inflasi Yogya.
Komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga mengerem laju inflasi di Yogya adalah, tarif listrik yang turun 3,87 persen, harga bensin yang turun dan beberapa sayur seperti kacang panjang dan buncis.
Dari 82 kota yang dihitung laju inflasinya, 75 kota mengalami inflasi dan 7 kota deflasi. Inflasi tertinggi di kota Sibolga 1,82 persen. Diikuti kemudian Kota Kendari dan Makasar sebesar 1,49 persen serta 1,36 persen.
Inflasi terendah berada di Kotta Padang sebesar 0,02 persen disusul Kota Singkatan sebesar 0,13 persen. Sebaliknya deflasi tertnggi sebesar goroontalo dan Pali masing-masinh -0,58 dan -0,41 persen.