Kamis 04 Feb 2016 00:03 WIB

Jasindo Perkuat Sosialisasi Asuransi Pertanian

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Petani mencabuti hama rumput liar di persawahan yang ditanami padi di kawasan Batu Ceper, Tangerang, Banten, Kamis (7/1).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Petani mencabuti hama rumput liar di persawahan yang ditanami padi di kawasan Batu Ceper, Tangerang, Banten, Kamis (7/1).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Penyaluran asuransi pertanian dinilai harus melalui mekanisme yang tidak sederhana. Meski begitu, percepatan sosialisasi dan pendataan petani calon peserta asuransi terus dilakukan oleh Jasindo selaku BUMN pelaksana program agar penyerapannya maksimal.

"Ada yang bilang di 2015 sosialisasi kurang, ya, kita akui, semua berproses dan kita sedang sungguh-sungguh mengerjakannya," kata Direktur Operasi dan Ritel Jasindo Sahata L Tobing kepada Republika.co.id, Rabu (3/2).

Ia menerangkan, tantangan pertama dalam menyalurkan asuransi yakni di bidang sosialisasi awal. Kondisi saat ini, petani tersebar dan memiliki lahan yang kecil-kecil dan terpencar. Teknis sosialisasi harus memikirkan bagaimana mengundang petani, mekanisme penarikan dana melalui kelompok tani, lokasi, serta bagaimana mengumpulkan petani yang tersebar di pedesaan.

Proses tersebut dinilai kadang diabaikan, padahal cukup makan waktu dan biaya. Meski personel Jasindo terbatas, tetapi ia meyakinkan Jasindo harus bekerja maksimal agar program asuransi pertanian sukses. Ketahanan tersebut sebab Jasindo melihat asuransi pertanian akan berkelanjutan jika sukses.

Di tahap awal, kata dia, Jasindo berhati-hati mengenai pendataan petani dan sosialisasinya. Pada kenyataannya, belum ada data petani yang lengkap dan detail padahal itu merupakan syarat penyaluran asuransi agar tepat sasaran. "Kita mengumpulkan petani, uang recehan per petani, berjalan ke desa-desa, itu kita lakukan karena tahu pendataan penting untuk keberjalanan asuransi jangka panjang," tuturnya.

Hasilnya, sejak Januari 2016 hingga kini, Jasindo telah mengasuransikan 1.500 hektare sawah milik petani dan kelompok tani. Ada pula beberapa kawasan yang sudah mengklaim pencairan dana asuransi karena gagal tanam.

Ke depan, percepatan akan dilakukan dengan menambah personel tenaga sosialisasi asuransi hingga 2 ribu orang untuk disebar ke seluruh pelosok Indonesia. Tenaga tersebut direkrut dari jalinan kerja sama dengan kelompok tani dan perangkat desa.

Ditanya soal kesanggupan Jasindo menjadi pelaksana asuransi, Sahata menyanggupinya. Instruksi Jasindo sebagai pelaksana asuransi merupakan amanat undang-undang. "Perusahaan asuransi mana yang mau melakukan seperti yang kita lakukan," kata dia. Jika pun ada penguatan, ia optimis pemerintah akan membantu secara bertahap.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement