EKBIS.CO, JAKARTA -- Tiga negara penghasil karet terbesar yakni Indonesia, Thailand, dan Malaysia yang tergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC) telah memutuskan untuk mengurangi ekspor karet alam. Hal ini sebagai respon akibat jatuhnya harga karet alam global, yang saat ini berada di kisaran 1,04 dolar AS per kilogram (kg).
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih mengatakan, pengurangan ekspor akan dilakukan selama enam bulan yakni mulai 1 Maret 2016 sampai 31 Agustus 2016 dengan total 615 ribu ton. Rincian pengurangan ekspor tersebut yakni Thailand akan mengurangi sebanyak 324 ribu ton, Indonesia 238 ribu ton, dan Malaysia 52 ribu ton.
"Rendahnya harga karet alam akan berdampak pada petani, dan pengurangan ekspor diharapkan dapat meningkatkan penyerapan karet di pasar domestik," ujar Karyanto di Jakarta, Kamis (4/2).
Karyanto mengatakan, rincian pembagian pengurangan ekspor tersebut didasarkan pada basis produksi di setiap negara. Dalam urun rembug yang dilakukan oleh tiga negara, diharapkan pengurangan ekspor dapat meningkatkan harga karet alam global sekitar 2 dolar AS per kg. Menurut Karyanto, jika sampai Agustus 2016 harga karet alam masih belum menunjukkan perbaikan maka ITRC akan melakukan perundingan lagi.
Selain tiga negara tersebut, Vietnam juga sudah berkomitmen untuk ikut bergabung dengan ITRC dan melakukan pengurangan ekspor karet alam. Direktur Pengamanan Perdagangan Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, jika Vietnam ikut bergabung maka akan menyumbang pengurangan ekspor karet alam sebesar 85 ribu ton.
Saat ini, Komite ITRC juga sudah melakukan penghitungan dan target-target jika Vietnam ikut bergabung. "Kami masih punya waktu sampai 1 Maret 2016 untuk mengundang komitmen Vietnam. Hal terpenting, untuk tahap pertama yang kami lakukan adalah mengerem dulu agar harga karet alam gak turun terus," kata Oke.
Saat ini nilai ekspor karet alam Vietnam untuk global tidak begitu besar yakni hanya delapan persen. Vietnam sedang dalam proses perundingan dengan ITRC, namun secara tertulis negara tersebut sudah menyatakan komitmennya.