Jumat 05 Feb 2016 18:03 WIB

Bank BUMN akan Turunkan Suku Bunga

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Suku bunga bank (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Suku bunga bank (ilustrasi).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah mendorong diturunkannya suku bunga perbankan khususnya pada bank-bank BUMN. Dengan dilakukannya penurunan suku bunga perbankan, maka diharapkan dapat menstimulasi masuknya investasi ke dalam negeri.

"Tentunya yang bisa dilakukan paling utama memang dengan bank BUMN, karena kita sebagai pemain yang kalau kita berempat boleh dikatakan yang terbesar di perbankan nasional, jadi tentunya kita harapkan kalau bank BUMN bisa melakukan maka nanti industri akan bisa mengikuti," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (5/2).

Upaya dilakukannya penurunan suku bunga perbankan terhadap bank-bank BUMN inipun dibahas bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Kendati demikian, Rini enggan menyebut jumlah penurunan suku bunga perbankan.

"Ya pokoknya single digit," tambah dia.

Rini menyampaikan pihaknya akan kembali membahas rencana penurunan suku bunga perbankan bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Rini menyebut, penurunan suku bunga perbankan di bank-bank berpelat merah akan dilakukan dalam waktu dekat, yakni pada kuartal kedua.

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan pertemuannya dengan Menteri BUMN dilakukan guna membahas upaya efisiensi perbankan, terutama terkait suku bunga.

"Ya kita bicara soal perbankan. Bagaimana bank-bank negeri ini menjadi lebih efisien," kata JK.

Menurut dia, penurunan suku bunga perbankan dilakukan agar industri dalam negeri dapat lebih bersaing. JK menilai, jika kondisi perekonomian masih seperti saat ini, maka industri di dalam negeri akan kehilangan daya saingnya.

"Kalau keadaan begini ekonomi kita, tidak punya daya saing, bunga makin tinggi, maka ujungnya industri perdagangan kita mahal, tidak bisa bersaing dengan yang lain. Salah satunya ialah biaya keuangan, tingkat bunga," kata JK.

Upaya ini, kata JK, juga dapat mencegah terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat biaya industri yang terlalu mahal.

"Supaya biaya di Indonesia itu murah, kalau mahal semua ini tidak bisa bersaing kita, PHK lagi nanti. Jadi semua sektor yang bisa diturunkan cost, sumber cost-nya, harus diturunkan. Bunga, birokrasi, listrik, jalan. Semua," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement