EKBIS.CO, NUSA DUA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi melepas 14 mobil tim sosialisasi pemanfaatan biodiesel 20 persen (B20) lintas Jawa-Bali 2016. Indonesia memiliki potensi besar bahan baku biodiesel dari minyak sawit (CPO) sebagai ‘solar hijau.’
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Rida Mulyana mengatakan ke-14 mobil ini kembali menuju Jakarta setelah menggelar roadshow ke 12 kota di sepanjang jalan lintas Jawa-Bali. Kegiatan serupa sebelumnya dilaksanakan di wilayah Sumatra.
“Perjalanan kali ini dimulai dari Bali menuju Dieng, Jember, Malang, Tegal, Merak, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Solo, Bandung, Serang, hingga Jakarta,” kata Rida dalam Bali Clean Energy Forum (BCEF) 2016 di Nusa Dua, Jumat (12/2).
Rida menilai meski harga minyak dunia terus turun, program biodiesel tetap berjalan. Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015 mewajibkan pemakaian biodiesel sebesar 20 persen untuk sektor transportasi dan industri, serta 30 persen untuk pembangkit tenaga listrik tahun ini.
Penerapan B20 akan meningkatkan diversifikasi energi dan mengurangi impor BBM hingga 6,9 juta kiloliter (KL). Jumlah tersebut setara dengan pengehamatan devisa dua miliar rupiah dan mengurangi emisi karbon dioksida 9-18 juta ton per tahun.
Menteri ESDM, Sudirman Said mengatakan percepatan optimalisasi sawit sebagai bahan baku biodiesel telah dicanangkan pemerintah sejak 2006. Optimalisasi tersebut dilakukan dengan peningkatan presentase pencampuran biodiesel dalam minyak solar menjadi 15 persen sejak April 2015 dan 20 persen untuk sektor transportasi dan industri tahun ini.
“Indonesia adalah negara pertama yang mengimplementasikan program B20 ini,” katanya.