Ahad 14 Feb 2016 12:55 WIB

'Kaya tidak Apa-Apa Asal Bayar Pajak yang Benar'

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Jusuf Kalla
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Jusuf Kalla

EKBIS.CO, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut kesenjangan ekonomi masyarakat Indonesia saat ini sudah memasuki lampu kuning. Salah satu faktor yang menjadi penyebab utama yakni adanya perbedaan fasilitas antara masyarakat kaya dan miskin.

Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Bambang Widianto menyampaikan kesenjangan terjadi lantaran pertumbuhan ekonomi yang meningkat hanya terjadi di kalangan masyarakat atas. Ia mengatakan inflasi yang terjadi pada masyarakat miskin jauh lebih besar dibandingkan dengan inflasi nasional.

"Kesenjangan terjadi karena pertumbuhan ekonomi meningkat tinggi tapi hanya merasuk ke kalangan atas," kata Bambang dalam diskusi di kantor Wakil Presiden, Jakarta belum lama ini.

Bahkan menurut dia, sebagian penduduk yang berada di atas garis kemiskinan pun masih rentan jatuh miskin. Berdasarkan data TNP2K, jumlah penduduk miskin terus meningkat pada 2015, yakni sebesar 11,13 persen atau sebanyak 28,51 juta orang. Sedangkan, pada 2014 jumlah penduduk miskin sebesar 10,96 persen atau 27,73 juta orang.

Menurut Bambang, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun memiliki sejumlah langkah untuk menyeimbangkan kesenjangan ekonomi saat ini. Pertama, memberi pajak terhadap masyarakat kalangan atas dengan benar.

"Si kaya dipajakin dengan benar, rasio pajak terhadap PDB baru 13 persen masih rendah, di negara lain sudah 20 persen. Kaya tidak apa-apa asal bayar pajak yang benar," kata dia.

Kedua, pemerintah berupaya meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat kalangan menengah sehingga lebih produktif. Ketiga, pemerintah memberikan bantuan sosial kepada masyarakat miskin untuk jangka pendek.

"Jangka panjang mungkin diberi pelatihan untuk bisa melakukan kegiatan produktif," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement