EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (Ketum PII) Hermanto Dardak menyatakan dukungannya terhadap pembangunan infrastruktur berbasis pengembangan wilayah. Konsep tersebut menjadi prioritas pemerintah dalam membangun Indonesia saat ini dengan membentuk 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS).
"Bentuk dukungan yakni dengan menggulirkan konsep triple helix atau akademisi sebagai lembaga riset, bisnis dan pemerintah, ketiganya akan saling bersinergi," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (4/3).
Hermanto yang juga Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) ini mengatakan, PPI akan ikut membantu mensinergikan dan membangun infrastruktur untuk mendukung kawasan strategis. Terutama di Sei Mangkei, Sumatera Utara yang merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
PII sangat menyadari pentingnya pendidikan tinggi teknik dalam kompetisi global berbasis IPTEK. Terlebih lagi ada tantangan utama yang kini dihadapi Indonesia yaitu mulai diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Di era MEA, jumlah insinyur di Indonesia yang saat ini mencapai 750 ribu orang. Jumlah tersebut masih kurang, padahal tenaganya sangat dibutuhkan seiring gencarnya pemerintah membangun infrastruktur.
Jumlah sarjana teknik Indonesia per satu juta penduduk, berada di bawah negara anggota ASEAN seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina dan Myanmar. Karena itu, PII akan melaksanakan program Profesi Insinyur bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi.
"Harapannya, program ini dapat menghasilkan para insinyur yang profesional dan berkualitas sehingga dapat bermanfaat dalam pembangunan," ujarnya.