EKBIS.CO, BANDARLAMPUNG -- Badan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung telah membentuk asosiasi produsen beras siger untuk menyeragamkan hasil produk dan harga pangan yang merupakan ikon daerah setempat.
"Dibentuknya asosiasi produsen beras siger untuk menstandarisasi hasil produk beras siger yang merupakan ikon Lampung," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Lampung, Kusnadi, di Bandarlampung, Rabu (9/3).
Ia menjelaskan, selama ini produk beras siger yang berasal dari bahan pokok bukan padi beraneka ragam jenisnya baik dari warna maupun bentuknya. Beras siger, lanjutnya, diproduksi sebagai makanan pokok pendamping beras padi bukan sebagai pengganti beras padi.
Asosiasi ini dibentuk bukan untuk membatasi hasil produk beras siger tersebut, selama ada pasarnya diperbolehkan bagi para produsen beras siger untuk terus memproduksi, seperti beras siger yang berwarna hitam, karena target utamanya adalah untuk mengurangi konsumsi beras padi.
Terkait harga beras siger yang lebih mahal dari beras padi, menurut Kusnadi, sebenarnya harga beras siger tidak lebih mahal, terlihat lebih tinggi karena beras biasa disubsidi oleh pemerintah, baik dari benih maupun pupuk.
Ia menambahkan, hingga saat ini tercatat ada sekitar 30 produsen beras siger yang telah menjadi anggota asosiasi beras siger. Beras berbahan dasar singkong itu memiliki keunggulan rasa yang sama dengan beras konvensional.Termasuk kandungan protein yang tinggi, serta rendah karbohidrat.