EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga meminta industri fashion dalam negeri untuk memenuhi 40 persen kebutuhan pasar Indonesia demi menguasai pasar Asia Tenggara dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Pada era kompetisi global saat ini, para desainer dituntut harus mampu memenuhi 40 persen kebutuhan pangsa pasar fashion di Indonesia. Jangan sampai membiarkan fashion dari negara luar malah menguasai pasar dalam negeri," kata Puspayoga dalam acara Indonesia Fashion Week, di Jakarta, Kamis (10/3).
Penguasaan pasar Indonesia tersebut, kata Puspayoga, menjadi krusial karena dengan menguasai pasar Indonesia adalah kunci untuk menguasai pasar Asia Tenggara. Karena itu, lanjut dia, harus ada semangat agar Indonesia menjadi pusat fashion.
"Kita semua harus punya semangat bagaimana Indonesia itu menjadi pusat fashion internasional," ujarnya.
Karya fashion yang dihasilkan juga, ucap dia, harus yang kreatif dan dimaksudkan untuk mengangkat nilai-nilai lokal budaya Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke.
"Ekspresi budaya itu tentunya suatu tantangan bagi para desainer kita untuk merancang karya yang mengangkat nilai-nilai budaya Indonesia," katanya.
Puspayoga mengatakan, Kemenkop-UKM telah membuat sejumlah program pemberdayaan bagi pengembangan dunia fashion di mana pelaku usaha dari sektor ini diberikan bantuan permodalan melalui kredit usaha rakyat (KUR).
"Kami di Kemenkop-UKM sebagai tugas pokok tentunya membantu UKM yang desainer ini, kalau yang besar-besar tidak, yang masih kecil menengah kami sudah buat program melalui KUR," tutur Puspayoga.
Dengan suku bunga KUR yang dahulu ditetapkan 22 persen per tahun dan sekarang turun menjadi 9 persen ini, lanjut dia, diharapkan mampu menggerakkan ekonomi kerakyatan. "Bunga murah ini sangat penting untuk pemerataan kesejahteraan karena bagaimanapun kita sudah masuk MEA," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin menambahkan, pihaknya akan terus mendorong tumbuh kembangnya industri fashion di Tanah Air yang mampu menyumbang PDB sebesar Rp 181 triliun dan menyerap 3,8 juta tenaga kerja. "Kami sangat mengharapkan dengan kerja sama ini industri ini terus berkembang," ucap Saleh.