EKBIS.CO, JAKARTA -- Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) menilai kebijkan kantong plastik berbayar tidak tepat karena hal tersebut tidak bisa mengatasi persoalan pencemaran lingkungan di tanah air. Sebagai gantinya, para produsen plastik di dalam negeri telah menyediakan kantong plastik yang ramah lingkungan.
Wakil Ketua Umum Inaplas Suhat Miyarso mengatakan, anggota Inaplas telah menyediakan plastik biodegradable dan oxodegradable sebagai alternatif. Pelaku industri plastik meminta agar pemerintah mendorong pemakaian plastik degradable secara lebih luas sehingga isu pencemaran lingkungan dapat diatasi.
Selain itu, Inaplas juga menolak wacana pengenaan cukai bagi barang plastik. "Kebijakan ini tidak akan menyelesaikan akar masalah pencemaran lingkungan," ujar Suhat di Jakarta, Kamis (31/3).
Menanggapi permintaan Inaplas ini Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan, pemerintah sedang berupaya untuk mengembangkan industri plastik biodegradable atau plastik mudah terurai yang berbasis dari sumber produk agro di dalam negeri. Menurutnya, di Tangerang terdapat salah satu industri skala menengah yang sudah mengembangkan plastik biodegradable berbahan baku singkong dan memiliki kualitas ekspor.
Menurut Harjanto, kualitas produk plastik berbahan dasar singkong tersebut cukup bagus, kuat, serta tidak perlu menggunakan teknologi tinggi. Ia mengatakan, sejumlah negara maju sudah lebih dulu mengatur pengurangan kantong plastik dan mulai beralih ke kantong ramah lingkungan yang mudah terurai.
"Di negara maju biodegradable sudah menjadi trend. Di Indonesia industrinya sudah ada, tinggal dikembangkan saja dan diberikan insentif yang mendukung," ujar Harjanto.