EKBIS.CO, JAKARTA – Meski kondisi bisnis properti belum sepenuhnya menggembirakan, namun pengembang PT Intiland berani mematok target penjualan tahun 2016 sebesar Rp 2,5 triliun. Sebelumnya, perusahaan membukukan pendapatan Rp 2,2 triliun, meningkat 20,4 persen dari pencapaian tahun 2014 sebesar Rp 1,83 triliun.
Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari penjualan seluruh proyek yang telah berjalan dan peluncuran sejumlah proyek baru dengan konsep pengembangan yang baik di Jakarta maupun Surabaya. Sampai akhir triwulan I 2016 perseroan berhasil meraih penjualan sebesar Rp 702 miliar. “Kami membangun merek dengan konsep pengembangan yang kuat dan kualitas produk yang baik ,” kata Archied Noto Pradono direktur pengelolaan modal dan investasi Intiland melalui keterangan tertulisnya, Kamis (31/3).
Ditinjau dari segmentasi pengembangannya, proyek mixed-use dan high rise masih mendominasi pendapatan usaha terbesar yang mencapai Rp 1,08 triliun atau 49 persen dari keseluruhan. Segmen pengembangan kawasan perumahan menyumbang kontribusi Rp 701 miliar atau 32 persen. Segmen pengembangan kawasan industri mencatat kontribusi pendapatan sebesar Rp 192,3 miliar atau 8,7 persen.
Segmen properti investasi yang antara lain berasal dari penyewaan gedung perkantoran, pergudangan, golf dan sarana olahraga memberikan kontribusi sebesar Rp 226,6 miliar atau 10,3 persen. Ditinjau berdasarkan tipe, pendapatan dari pengembangan (development income) memberikan kontribusi sebesar Rp 1,97 triliun atau 89,7 persen dari keseluruhan. Sisanya berasal dari pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang mencapai Rp 226,6 miliar atau 10,3 persen.
Perseroan berharap pasar properti 2016 semakin membaik. Sejumlah kebijakan pro-pasar dari pemerintah seperti kejelasan aturan perpajakan, kepemilikan properti oleh warga negara asing, dan penurunan suku bunga kredit diharapkan menjadi katalis pasar