EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah mengupayakan proses transisi alih kelola Blok Mahakam di Kalimantan Timur bisa berjalan tanpa hambatan, termasuk dengan menjaga tingkat produksi yang sudah ada. Kedua operator eksisting yakni Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation disebutkan telah berkomitmen untuk mengikuti masa transisi dengan memberikan seluruh data lapangan atas Blok Mahakam.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjelaskan, pihak Total bahkan sudah secara resmi melaporkan kepada pemerintah bahwa pusat data operasional Blok Mahakam yang saat ini masih berada di Paris, Prancis akan diserahkan kepada Pertamina seiring tahapan masa transisi yang disepakati.
Selain itu, kata Sudirman, berkaitan dengan hak partisipasi sebagai pemegang saham minoritas yang diberikan kepada Total dan Inpex sebesar 30 persen, kedua investor menyatakan akan tetap mengkaji aspek komersialnya.
"Apabila secara komersial tidak memungkinkan begabung mereka ingin memisahkan kedua hal tersebut," ujar Sudirman saat menghadiri undangan Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, di Jakarta, Selasa (12/4).
Sudirman menegaskan, baik dengan atau tanpa kedua operator eksisting, Pertamina secara lugas tetap menjadi operator baru yang akan mengelola Blok Mahakam.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (persero) Dwi Sucipto mengungkapkan bahwa saat ini perusahaan telah memulai pembicaraan dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terkait hak partisipasi atau Participation Interest (PI) sebesar 10 persen. Dwi menyebutkan, sesuai tahapan maka Pemerintah Provinsi melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) akan menimbang terkait kesempatan mendapat PI ini. Diskusi terkait PI, kata Dwi, ditargetkan akan kelar pada Juni 2016 dan setelah itu pertukaran data Blok Mahakam bisa berjalan paralel dengan operator saat ini.
Dwi menambahkan, evaluasi akselerasi pasca-terminasi akan dilakukan pada 2017 mendatang. Pertamina sendiri telah membentuk tim bersama yang akan bekerja secara intens hingga 2017.
"Tahun 2017 untuk menjaga kelangsung produksi. Program akselerasi yang akan dilaksanakan oleh Total atas permintaan dan biaya Pertamina. Jadi Pertamina membiayai dulu untuk investasi di tahun 2017," ujar Dwi.