EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekonom Bank BCA David Sumual mengatakan, kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk mereformulasi suku bunga kebijakan dari BI rate menjadi 7 days Repo Rate dinilai tepat. Sebab, BI rate kurang representatif karena tidak bersifat transaksional.
"BI rate itu kurang representatif lagi dan kurang efektif untuk mendorong transmisi kebijakan BI,"ujar David Sumual, Jumat (15/4).
David menjelaskan, sebelum quantitave easing Bank Sentral Amerika Serikat The Fed, BI rate dapat menjaga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) overnight. Setelah itu banyak likuiditas masuk dan Deposit Facility cenderung turun, sedangkan BI rate tinggi.
"Padahal BI rate tidak mencerminkan apapun atau transaksional. Makanya diubah dari non transaksional ke sifatnya transaksional. Kan sifatnya transaksional, BI bisa tawarkan ke bank-bank ke pelaku pasar ada yang mau beli 7 days saya?," tuturnya.
Menurutnya instrumen yang saat ini masih tidak begitu likuiditas, ke depannya akan menjadi lebih likuid. Suku bunga ini, kata dia, akan menjadi acuan sasaran operasional BI untuk mengarahkan geraknya overnight di sistem perbankan.
"PUAB overnight kan 4,8-4,9 gerakannya. Sedangkan BI 7days repo rate, bunganya 5,5 persen. Dengan adanya kebijakan ini harapannya ada sinkronisasi gap tidak terlalu besar antara BI rate, deposit facility overnight, dan lending facility," katanya.