EKBIS.CO, Pernahkah Anda panik saat berada di gerbang tol lantaran lupa menyiapkan uang kecil? Hal itu semestinya tidak perlu terjadi lantaran Bank Indonesia (BI) kini terus mendorong penggunaan uang elektronik.
Uang elektronik diharapkan bisa mengurangi biaya pengelolaan uang tunai sehingga meningkatkan efisiensi transaksi. Ada banyak keuntungan ketika menggunakan uang elektronik. Pemilik uang elektronik tidak perlu mempunyai uang pas untuk suatu transaksi atau harus menyimpan uang kembalian. Alhasil, kesalahan dalam menghitung uang kembalian dari suatu transaksi juga dapat dihindari.
Selain itu, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu transaksi dengan uang elektronik jauh lebih singkat dibandingkan transaksi menggunakan kartu kredit atau kartu debit, karena tidak memerlukan otorisasi online, tanda tangan, ataupun PIN.
Kini, penggunaan uang elektronik kian gencar digunakan untuk bertransaksi di toko-toko merchant. Bahkan, fasilitas-fasilitas umum telah memperkenalkan uang elektronik sebagai pembayaran salah satunya tol.
PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) dan PT Lintas Marga Sedaya (LMS) kini telah meresmikan penggunaan Kartu Flazz sebagai salah satu alat pembayaran tol Cikopo – Palimanan (Cipali). Sebelumnya, Kartu Flazz telah digunakan di Tol Makasar, Surabaya-Gresik dan Waru-Juanda.
Dengan sistem e-payment di tol, pengendara mobil lebih praktis saat akan membayar tol. Tidak perlu repot mengeluarkan uang dan menunggu kembalian, cukup tempelkan kartu di gardu tol.
Senior General Manager Head of Consumer Card BCA, Santoso mengatakan kerja sama ini adalah bagian dari upaya BCA memberikan kemudahan dan kenyamanan bertransaksi bagi masyarakat pengguna jalan tol dalam melakukan pembayaran.
BCA memandang kerja sama ini sebagai perwujudan komitmen untuk terus memberikan layanan yang terbaik dan inovatif kepada konsumen dan nasabah.
“Flazz sebagai alat pembayaran elektronik Tol Cipali ini merupakan bentuk dukungan BCA dalam peningkatan cashless society, khususnya alat pembayaran di jalan tol. Dengan melakukan tap Kartu Flazz di gardu masuk dan gardu keluar tol, masyarakat dapat menikmati transaksi pembayaran lebih cepat dan perjalanan lebih lancar,” ujar Santoso dalam acara Penandatanganan naskah perjanjian dan peresmian penggunaan Kartu Flazz sebagai salah satu alat pembayaran bagi pengguna jalan tol Cipali di gerbang Tol Cikopo KM 78 Jalan Tol Cipali (31/3).
Kartu Flazz tidak hanya dapat dinikmati oleh nasabah BCA namun juga oleh nasabah bank-bank lainnya yang telah melakukan co-branding Flazz, antara lain Bank OCBC NISP, Bank Danamon Indonesia, Bank BPD DIY, Bank Jatim dan Bank Kalbar.
“Kami mewakili PT Bank Central Asia Tbk, mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, terutama kepada PT Lintas Marga Sedaya yang telah mempercayakan Flazz sebagai alat pembayaran Tol Cipali,” ungkap Santoso.
Wakil Direktur Utama LMS Hudaya Arryanto menuturkan peresmian penggunaan Kartu Flazz ini merupakan bukti komitmen LMS untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jalan tol kelolaannya, dan pembayaran elektronik akan diperluas mencakup bank-bank lainnya yang berminat.
Hudaya menegaskan, Flazz merupakan kartu elektronik pertama yang bekerja sama dengan LMS. Sistem pembayaran elektronik yang dibangun oleh LMS bersifat multibank dan terbuka bagi bank-bank penyelenggara e-payment yang berminat.
Kerja sama pembayaran tol non tunai ini akan diikuti oleh kerja sama dengan bank-bank lainnya untuk memberikan akses yang lebih luas kepada para pengguna jalan tol dalam melakukan transaksi non tunai di jalan tol Cipali.
“Dengan demikian, kami berharap akan semakin banyak nasabah perbankan yang dapat menikmati manfaat tol Cipali dengan kemudahan bertransaksi di gerbang tol kami," katanya.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna menambahkan sebagai regulator jalan tol, pihaknya mendorong operator tol untuk terus menerus meningkatkan pelayanan. Dia berharap transaksi non tunai di jalan tol Cipali ini akan berkontribusi langsung terhadap kelancaran arus kendaraan.
Herry menerangkan electronic toll collection untuk semua ruas jalan tol harus terwujud dalam tahun 2016 dimana semua gardu tol dapat menerima pembayaran non tunai. Tujuan akhirnya kan peningkatan pelayanan, untuk itu badan usaha jalan tol dan perbankan harus berkontribusi aktif.
“Kami harapkan sistem pembayaran elektronik di ruas-ruas jalan tol di Indonesia dapat saling terbuka untuk banyak bank. Dengan begitu tingkat penetrasi pembayaran non tunai akan lebih cepat meningkat. Masyarakat juga yang akan memperoleh manfaatnya karena transaksi pembayaran tol lebih cepat,” katanya.