Hal lain yang penting, kata Menperin, potensi pasar dalam negeri harus tetap dijaga. “Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia dan tingkat pendapatan per kapita yang terus meningkat, akan menjadi pasar yang sangat potensial bagi industri TPT nasional,” ulasnya seraya mengharapkan industri TPT semakin rajin memperkenalkan branding Indonesia.
Menperin mengungkapkan, agar produk industri nasional dapat lebih berdaya saing di pasar global, antara lain harus memiliki mutu yang baik, memenuhi standar produk yang menjamin kesehatan, keselamatan, dan keamanan bagi penggunanya serta aman untuk lingkungan. Bahkan juga harga yang kompetitif dan dapat diterima pasar.
“Untuk mencapai daya saing tersebut, dibutuhkan keterlibatan semua elemen pemerintahan baik pusat maupun daerah, serta seluruh stakeholders terkait, termasuk dunia usaha dan asosiasi,” tegasnya.
Ketua Umum API Ade Sudrajat mengatakan, hasil perdagangan luar negeri produk TPT mencatatkan surplus dengan kontribusi terbesar dari produk benang dan pakaian jadi. “Pada 2015 masih surplus cukup baik yakni USD 4,31 miliar atau naik 3,19 persen dari tahun sebelumnya,” ujarnya.
Dia juga menuturkan dinamika investasi TPT yang pada 2014 sebesar 5,96 triliun dan naik menjadi Rp 8,14 triliun pada 2015. Investasi sepanjang 2011-2015 didominasi Penanaman Modal Asing (PMA), menurutnya, mengkonfirmasi Indonesia masih sangat prospektif menjadi tujuan investasi industri tekstil.
“Kami tetap optimistis, industri TPT nasional tepat eksis dan berkembang. Harapan juga datang dari Pemerintah yang cukup responsif dengan dikeluarkannya sejumlah Paket Kebijakan Ekonomi yang diharapkan dapat mempercepat recovery industri,” papar Ade.