EKBIS.CO, JAKARTA -- Adanya satelit milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRISat) atau BRISat diklaim dapat meningkatkan komposisi pendapatan berbasis komisi atau fee based income perseroan dari tujuh persen menjadi 10 persen.
Direktur Konsumer BRI, Sis Apik Wijayanto mengatakan, untuk menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimana bank nasional menghadapi bank asing, perseroan harus melakukan efisiensi. Selain itu, dengan digitalisasi perbankan melalui BRISat, dapat meningkatkan fee based income.
"Kita harapkan fee based income kita akan meningkat dari yang tahun lalu 7 persen, di akhir tahun ini kita harapkan naik 10 persen dari total pendapatan kita,"ujar Sis Apik Wijayanto, Ahad (19/6).
Sis mengungkapkan, setelah BRISat dapat digunakan, perseroan akan mulai melakukan penyempurnaan digitalisasi dengan mengembangkan inovasi produk digital banking. Adanya produk digital banking ini diyakini dapat meningkatkan komposisi fee based income perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan BRI, sepanjang 2015 fee based income menyumbang sebesar Rp 7,4 triliun dari total laba bersih yang sebesar Rp 25,2 triliun.
Sementara dari sisi efisiensi, dengan investasi satelit sebesar Rp 3,375 triliun jauh lebih hemat jika dibandingkan menyewa satelit dengan biaya sebesar Rp 500 miliar per tahun. Apalagi BRISat dapat dipakai selama 17 tahun.
"Kita sewa jaringan komunikasi Rp 500 miliar setahun, dengan efisiensi 40 persen. Hitung payback periode investasi kira-kira bisa lebih efisien Rp 200 miliar. Ini saya yakin ke depan juga ada manfaat lain pengembangan produk dan ada margin tambahan dari produk yang ada," ujarnya.
BRISat resmi diluncurkan ke orbit pada Sabtu (18/6) petang waktu Kourou, Guyana Prancis, Amerika Selatan atau Ahad (19/6) dini hari waktu Indonesia. BRIsat sukses dibawa oleh roket peluncur Ariane 5 dari Bandar Antariksa Guyana di Kourou, setelah sempat tertunda selama tiga kali akibat gangguan teknis pada roket peluncur dan cuaca yang tidak mendukung.