EKBIS.CO, BANDUNG -- Tingkat konsumsi masyarakat Jawa Barat dinilai selalu tinggi selama bulan suci Ramadhan. Menurut Ketua Tim Penggerak Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jawa Barat Netty Prasetiyani, saat Ramadhan tingkat konsumsi masyarakat meningkat sekitar 20-30 persen.
"Data dari Aprindo, saat bulan puasa ini ada peningkatan konsumsi masyarakat sekitar 20 hingga 30 persen dibandingkan dengan bulan-bulan biasa," ujar Netty Heryawan saat memberikan sambutan pada Bazar Ramadhan 1437 Hijriah, di Halaman Gedung Sate Bandung, Rabu (22/6).
Menurut Netty, dengan adanya peningkatan konsumsi tersebut, maka Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) melakukan fast moving terhadap kebutuhan pokok masyarakat.
"Sehingga kita bisa melihat saat bulan puasa, ibu-ibu rajin menyetok makanan dan minuman di rumah, seperti sirup bisa berkarton-karton," katanya.
Netty melihat, ada tiga faktor penyebab mengapa bisa terjadi peningkatan signifikan konsumsi masyarakat saat bulan puasa pertama karena Bulan Suci Ramadhan itu berbasis soliditas dan komoditas. Sehingga, kata dia, warga banyak yang mengundang orang untuk berbuka puasa bersama, mengundang anak yatim piatu, atau bahkan mengundang masyarakat untuk sahur bersama.
"Saat buka puasa bersama, biasanya disajikan berbagai macam makanan dan minuman," kata Netty.
Faktor kedua, kata dia, ialah karena daya tarik Lebaran saat Bulan Suci Ramadhan sehingga warga sudah mempersiapkan segala kebutuhan untuk menyambut Idul Fitri walaupun bulan puasa belum selesai.
"Faktor ketiga adalah Bulan Suci Ramadhan ini adalah bulan spirit bagi umat Muslim untuk saling berbagi dan membangun kepedulian," katanya.