EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong tak ingin jemawa dengan meningkatnya kinerja perdagangan pada Juni 2016. Menurut Thomas, Indonesia harus mewaspadai kondisi perekonomian global, terutama setelah keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
"Kita tetap harus waspada, apalagi dengan potensi dampak Brexit terhadap sentimen global," kata Thomas di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jumat (15/7).
Baca: Bulan Puasa, Kinerja Ekspor Indonesia Kinclong
Thomas mengatakan, Brexit berpotensi mengganggu kinerja ekspor Indonesia. Sebab, kurs poundsterling melemah cukup dalam. Dengan begitu, permintaan dari Inggris bisa berkurang karena mahalnya barang-barang impor. Sebaliknya, kinerja ekspor Inggris akan semakin kompetitif karena produk-produk mereka akan semakin murah.
"Itu bisa berdampak negatif terhadap ekspor kita terhadap Inggris," kata Thomas.
Kinerja ekspor Indonesia mengalami peningkatan signifikan pada Juni 2016 terhadap Mei 2016. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor mencapai 12.92 miliar dolar AS atau meningkat 12,18 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak Juli 2015.
Thomas berharap kinerja ekspor dapat bertahan. Sebab, jika diakumulasikan dari Januari-Juni 2016, nilai ekspor baru mencapai 69,51 miliar dolar AS atau menurun 11,37 persen.
Dia meyakini kinerja perdagangan internasional masih akan mengalami perlambatan pada tahun ini. Meski begitu, Thomas berharap kontraksi ekspor-impor Indonesia tidak sebesar tahun lalu.
"Tahun lalu, ekspor dan impor kontraksi 14-17 persen. Kami harapkan tahun ini bisa single digit, di bawah 10 persen," ucap Thomas.