Senin 18 Jul 2016 15:48 WIB

Instrumen DIRE Diperkirakan Marak Tahun Depan

Red: Nur Aini
Pameran Properti.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Pameran Properti. (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memperkirakan investasi ke instrumen dana investasi real estat (DIRE) akan marak di Indonesia pada 2017.

"Sekarang yang penting ikut amnesti pajak dahulu, nanti setelah masuk mereka akan berpikir investasi ke mana, DIRE merupakan pilihan yang baik," kata Agus Martowardojo usai mengikuti pengarahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kepada sejumlah kepala daerah di Istana Negara Jakarta, Senin (18/7).

Agus menilai pengarahan yang juga dihadiri oleh pejabat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan sejumlah menteri itu merupakan koordinasi langsung dengan pemerintah daerah. "Kami sambut baik pertemuan ini karena Presiden berkoordinasi langsung dengan pemerintah daerah dan menjelaskan secara langsung bahwa secara nasional Indonesia akan meluncurkan instrumen ini," katanya.

Ia menyebutkan upaya mendorong perkembangan instrumen DIRE sebelumnya sudah ada di Paket Kebijakan Ekonomi V, kemudian dipertajam di Paket Kebijakan Ekonomi XI. "Jadi, pemerintah membuat investasi akan jelas, tidak ada pungutan, tidak ada pajak penghasilan, dan ada fasilitas bea perolehan hak atas tanah dan bangunan atau BPHTB," kata mantan Menteri Keuangan itu.

Ia menyebutkan tidak semua properti akan disekuritisasi untuk kemudian menjadi dasar penerbitan DIRE karena hanya properti yang besar yang akan disekuritisasi. Agus menyebutkan saat ini banyak sekali dana di tengah masyarakat apalagi dengan adanya amnesti pajak sehingga pemerintah perlu menyiapkan instrumen investasi alternatif. "Jadi, saya lihat koordinasi hari ini bagus dan dalam waktu dekat akan direspons oleh menteri atau pemerintah daerah. Ini merupakan kepastian untuk berinvestasi di instrumen itu," katanya.

Ia yakin DIRE yang akan dikeluarkan di Indonesia akan kompetitif dengan negara lain.

"Satu yang merupakan kelebihan, DIRE ini juga cocok untuk investor kecil," katanya.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa pemerintah menyiapkan instrumen investasi karena selama ini mereka lebih suka menaruh dananya di luar negeri. "Investor tidak mau di sini karena ada beban biaya bea perolehan hak atas tanah dan bangunan sebesar lima persen. Di Singapur hanya 3 persen, kita mau bikin satu persen," kata Gubernur DKI yang biasa disapa Ahok.

DIRE merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk diinvestasikan pada aset real estat (properti). Reksa dana jenis DIRE akan digunakan untuk membeli tanah, bangunan, gedung, perkantoran, hotel, apartemen, rumah sakit, saham dan obligasi perusahaan pengembang. Dana tersebut dikelola secara profesional oleh manajer investasi untuk dikelola ke dalam properti.

Baca juga: Pemerintah akan Potong Pajak DIRE dan BPHTB

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement