EKBIS.CO, JAKARTA -- Koridor timur Jakarta dinilai memiliki potensi untuk dikembangkan, salah satunya untuk didirikan hunian. CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda pun mendorong para pengembang untuk mengembangkan hunian di koridor timur Jakarta mulai dari Bekasi hingga Karawang.
"Potensi di koridor timur itu sangat besar. Para pengembang harus tahu persis pasarnya seperti apa, agar tidak missmatch seperti yang terjadi di koridor barat," jelas Ali dalam acara paparan topik properti Jakarta Eastern Corridor Market Highlight 2020 di area Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, Senin (13/1).
Menurutnya, para pengembang harus bisa menyediakan hunian dengan harga yang terjangkau. Sebab, missmatch yang terjadi saat ini merupakan fenomena dimana banyak pasar gemuk yang muncul dari kalangan menengah ke bawah yang memiliki daya beli, namun tak mendapatkan ketersediaan hunian yang terjangkau.
Menurut Ali, jika para pengembang memiliki fokus kepada pasar ini, maka fenomena missmatch lebih bisa diminimalisasi. Sebab, dalan enam tahun terakhir, Ali mengamati para pengembang lebih memilih untuk fokus menggaet pasar investor.
Selain itu, Ali juga mendorong para pengembang untuk menyediakan hutan kota dan ruang terbuka hijau yang bisa meredam dampak polusi. Hal itu mengingat, wilayah koridor timur Jakarta berpolusi tinggi lantaran wilayah itu merupakan wilayah industri.
Lalu, para pengembang juga didorong untuk melakukan transformasi kota industri. Hal itu dilakukan dengan melengkapi wilayah hunian dengan fasilitas hunian bagi pekerja milenial, karyawan, sampai ekspatriat dengan fasilitas komersial dan pendidikan yang mendukung.
Ali berharap, para pengembang memberikan perhatian khusus di wilayah koridor timur Jakarta. Salah satu alasannya adalah wilayah itu merupakan kawasan basis ekonomi terbesar.
"Di sana ada sekitar 4.000-an pabrik yang berdiri. Ini yang menimbulkan pertanyaan, kawasan yang menggerakkan roda ekonomi tapi masih jarang ada hunian di sana," tutur dia.