EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (27/7) pagi, bergerak menguat sebesar 40 poin menjadi Rp 13.125 dibandingkan sebelumnya Rp 13.165 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan bahwa ruang penguatan mata uang rupiah mulai terbuka walaupun masih terbatas di tengah sentimen pelemahan dolar AS menyusul proyeksi belum ada kenaikan suku bunga Amerika Serikat dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). "Dolar AS melemah setelah data kepercayaan konsumen Amerika Serikat diumumkan turun. Pengumuman itu semakin membuat harapan kenaikan suku bunga acuan AS menjadi semakin mengecil," katanya di Jakarta.
Dari domestik, kata dia, di tengah investor yang sedang menanti realisasi pelaksanaan amnesti pajak. Pelaku pasar juga menanti perubahan susunan kabinet. "Presiden RI Joko Widodo dikabarkan akan kembali merombak susunan kabinetnya pada hari ini (Rabu, 27/7), kondisi itu berpeluang kembali mengangkat optimisme pasar terhadap kinerja pemerintah ke depan," katanya.
Sementara itu, Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa laju penguatan nilai tukar rupiah diproyeksikan masih akan terbatas menyusul harga minyak mentah dunia yang cenderung masih menurun. "Pelemahan lanjutan harga minyak dunia, membuat rupiah sebagai mata uang yang berbasis komoditas masih rentan," katanya.
Harga minyak jenis WTI Crude pada Rabu (27/7) pagi ini bergerak melemah 0,19 persen menjadi 42,84 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 0,20 persen menjadi 44,78 dolar AS per barel.