EKBIS.CO, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia (Gappindo) Herwindo mengingatkan rencana pemindahan nelayan dari Pantai Utara Jawa (Pantura) ke kawasan perairan Natuna bukan hal mudah dan perlu dipikirkan secara seksama.
"(Pemindahan nelayan ke Natuna) bukan kerja gampang, itu seperti transmigrasi," kata Herwindo di Jakarta, Kamis (28/7)
Menurut dia, perlu juga dipikirkan ukuran kapal yang tepat bagi nelayan yang akan menangkap ikan di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Natuna. Hal tersebut, ujarnya, karena diperlukan kapal penangkap ikan yang berukuran besar dan lebih besar dari 30 gross tonage (GT) sehingga mampu menahan ombak di sana.
Untuk itu, dia menginginkan rencana pemindahan nelayan tersebut jika benar-benar diwujudkan agar tidak hanya bergantung kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tetapi harus melibatkan sinergi dari berbagai kementerian. KKP mengirim banyak nelayan untuk memberdayakan potensi sektor kelautan dan perikanan di kawasan perairan Natuna yang nilai ekonominya diperkirakan mencapai 400 ribu ton per tahun.
"Sekarang sudah banyak nelayan dari Pantura yang menangkap ikan di sana," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Jakarta, Selasa (26/7).
Menurut Susi, saat ini terdapat sekitar 300-400 kapal yang menangkap ikan di kawasan perairan tersebut dan kemudian membawa hasilnya ke tempat kapal itu berasal. Terkait potensi bentrokan antara nelayan dari Pantura dengan nelayan lokal di Natuna, Menteri Susi mengemukakan bahwa nelayan dari luar daerah hanya bisa menangkap dari batas 12 mil laut dari tepi pantai ke laut dalam sehingga tidak akan bentrok dengan lokal.
Selain itu, ujar dia, Natuna juga akan mendapatkan manfaatnya karena ke depannya bongkar-muat hasil ikan yang ditangkap di kawasan perairan tersebut akan dilakukan di Natuna sehingga tidak lagi dibawa ke luar daerah itu seperti yang terjadi saat ini. Sekretaris Jenderal KKP Sjarief Widjaja juga menginginkan banyak nelayan di kawasan Pantura dapat melaut di kawasan perairan Natuna untuk lebih memberdayakan potensi sektor kelautan dan perikanan di Tanah Air. "Yang pertama, kita ingin nelayan-nelayan di utara Jawa bisa nangkap di Natuna dan menjual ikan di Selat Lampa," kata Sjarief.
Sedangkan langkah kedua, ujar dia, adalah dengan mengembangkan sektor perikanan budidaya antara lain komoditas ikan napoleon, kerapu dan rumput laut serta dan dikembangkan pusat pelayanan terpadu.
Sementara rencana pemindahan kapal-kapal perikanan berukuran lebih kecil dari 30 gross tonage (GT) meliputi 400 kapal dengan rincian 300 kapal untuk tahun 2016 dan 100 kapal untuk tahun 2017.