EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Central Asia (Persero) Tbk atau BCA menjalin kerjasama dengan prinsipal kartu kredit ternama PT JCB International Indonesia untuk memperkuat bisnis penerbitan kartu kredit. Dengan kerjasama ini, BCA menargetkan 50 ribu kartu baru di tahun pertama kerjasama ini.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh Direktur BCA Henry Koenaifi, Direktur BCA Santoso dan Presiden Direktur PT JCB International Indonesia Yuichiro Kadowaki dan General Manager PT JCB International Koicihiro Wada di Menara BCA, Jakarta, Selasa (27/9).
Direktur BCA, Henry Koenaifi mengatakan, kerjasama antara BCA dan JCB merupakan kerjasama strategis yang akan semakin memperkuat bisnis dari kedua belah pihak dengan menyasar segmen affluent di Indonesia.
"Kartu BCA JCB akan memberikan penawaran menarik dengan keunggulan kualitas pelayanan dari JCB yang telah dinikmati pemegang kartu JCB selama lebih dari 50 tahun," ujar Henry.
Direktur BCA, Santoso menambahkan, kerjasama ini dinilai menguntungkan karena banyak nasabah BCA yang sering berwisata dan berbelanja ke Jepang. Bahkan banyak juga yang bersekolah di negara tersebut. Sehingga diperlukan kerjasama dengan bank asal Jepang yang memiliki pangsa pasar internasional.
Adapun lingkup kerjasama BCA dan JCB International Indonesia akan mencakup kerja sama penerbitan kartu kredit BCA- JCB dan pelaksanaan program promosi untuk kartu ini. Nantinya pemegang kartu ini akan mendapatkan penawaran menarik berupa rate kurs/ nilai tukar yang kompetitif, program promo menarik di jaringan merchant JCB yang tersebar di seluruh dunia, program promo di Indonesia yang akan disesuaikan dengan behaviour dari segmen affluent dan berbagai penawaran menarik lainnya.
Tercatat sampai dengan semester I 2016, BCA mengelola 2,85 juta kartu kredit dengan nilai transaksi kartu kredit sebesar Rp 26 triliun, meningkat 6 persen dari tahun sebelumnya, dan membukukan pangsa pasar 18,6 persen.
Outstanding kartu kredit tercatat sebesar Rp 9,9 triliun pada semester pertama 2016 meningkat 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan nilai transaksi dan outstanding kartu kredit tersebut diimbangi oleh kualitas kredit yang tetap terjaga dengan rasio NPL sebesar 1,9 persen.