EKBIS.CO, JAKARTA -- Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kerap kesulitan dalam mengembangkan bisnis. Salah satu persoalan yang menahan pertumbuhan usaha tersebut adalah cara promosi yang membutuhkan dana besar.
Namun hal ini sebenarnya sudah tidak relevan dengan perkembangan dunia digital dalam kehidupan sehari-hari. Sebab pelaku UMKM bisa memanfaatkan media sosial dalam mempromosikan produk dan menjaring konsumen semakin banyak dalam membeli barang dagangan.
"Sejauh ini masih ada pelaku UMKM yang belum betul dalam pemikiraannya (dalam pemanfaatan media sosial)," kata pakar Search Engine Optimization (SEO) Agus Piranhamas dalam seminar Beli Indonesia di gedung Smesco, Selasa (4/10).
Agus mengatakan, selama ini banyak pelaku UMKM yang berjualan melalui dunia digital (online). Namun UMKM ini banyak mengira jika berjualan secara online harus memiliki website sendiri. Padahal selain website yang harus berbayar, masih ada promosi melalui media sosial yang sebenarnya gratis.
Salah satu yang paling mudah digunakan untuk melakukan promosi yakni melalui laman Facebook. Saat ini media sosial Facebook miliki jumlah pengguna sangat besar. Bahkan di Indonesia pengguna facebook melebihi media sosial lain seperti Twitter atau Youtube. Artinya cukup melalui Facebook, maka produk yang dijual sudah bisa dipasarkan dan diketahui oleh jutaan masyarakat penggunanya.
Namun, pelaku UMKM juga tidak bisa seadanya dalam menggunakan media sosial untuk berpromosi. Sebab terdapat trik-trik khusus untuk membuat media sosial bisa memberikan manfaat dalam dalam pertumbuhan produk yang dijual dan dipasarkan melalui media sosial. Apalagi banyak juga pelaku usaha yang memiliki produk sama dan bermain menggunakan media sosial.
"Memang butuh cara tertentu agar media sosial yang dibuat bisa lebih unik. Jadi saat kita klik di Google, produk jualan kita bisa terlihat oleh pencari produk," ungkap Agus.
Distibutor Cireng Salju untuk kawasan Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Sukabumi dan Cianjur, Shinta Dwigunanti mengatakan, pengaruh perkembangan media sosial untuk promosi perdagangan memang sangat terasa. Tanpa publikasi melalui offline, pihaknya masih mampu mendapatkan reseller dan konsumen yang mau membeli produk Cireng Salju.
"Kalau lewat Facebook aja ini cepet banget. Hitungan bulan promosi awal saja kita sudah bisa menjual banyak produk," kata Shinta.
Shinta menuturkan, dalam penjualan melalui pemanfaatan media sosial yang ramai digunakan masyarakat, pihaknya mampu meraup keuntungan mencapai Rp 30 juta. Nilai ini didapat ketika pasar sedang sepi. Kalau pasar sedang ramai, omzet usaha Cireng Salju miliknya bisa tembus mencapai Rp 40 juta ke atas.
Menurut Shinta, saat ini pihaknya sudah memulai penjualan secara offline dengan berbagai cara seperti keikutsertaan dalam pameran atau acara lainnya. Tapi dalam promosi dan jualan ini, Shinta tetap mengajak konsumen untuk bisa mengikuti media sosial Cireng Salju, dan membeli produk dengan cara online.
"Ini kan gratis kalo media sosial. Selain itu ada pertemanan banyak di media sosial. Dari pertemanan ini akan terus bertambah dari satu mulut ke mulut orang lain," ujarnya.