Kamis 13 Oct 2016 03:35 WIB

BRI Syariah Berencana Go Public pada 2018

Rep: rizky jaramaya/ Red: Budi Raharjo
Karyawati menghitung uang di Banking Hall Bank BRI Syariah, Jakarta, Kamis (11/8). (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati menghitung uang di Banking Hall Bank BRI Syariah, Jakarta, Kamis (11/8). (Republika/Agung Supriyanto)

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Direktur Operasional BRI Syariah Wildan mengatakan, selain menerbitkan sukuk rencana selanjutnya yakni BRI Syariah akan melakukan IPO pada 2018. Namun saat ini BRI Syariah belum menetapkan target yang ingin dicapai saat IPO, karena akan fokus terlebih dahulu dengan penerbitan sukuk. 

"Nanti pada akhir 2017 mulai susun rencana kerja untuk IPO, listing saham," ujar Wildan di Jakarta, Rabu (12/10).

Rencananya IPO tersebut untuk memperkuat permodalan di tier 1. Dengan permodalan yang kuat, diharapkan ke depan BRI Syariah bisa melakukan ekspansi bisnis lebih luas lagi.

Pertumbuhan bisnis BRI Syariah mengalami pergerakan yang sangat pesat. Sampai Juni 2016, BRI Syariah sudah membukukan aset sebesar Rp 25 triliun dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 20,9 triliun. 

Sementara itu, pertumbuhan liabilitas untuk posisi Juni 2016 meningkat sebesar Rp 526 miliar atau naik 8,19 persen dibandingkan liabilitas per Desember 2015 yang disebabkan oleh peningkatan giro wadiah sebesar 58,42 persen, dan peningkatan tabungan wadiah sebesar 4,18 persen.

Laba usaha perusahaan pada periode Juni 2016 meningkat signifikan sebesar Rp 58 miliar atau 42,65 persen dibandingkan Juni 2015. Komposisi pendapatan paling banyak disumbang oleh pendapatan jual beli. Sedangkan pembiayaan BRI Syariah sebanyak 70 persen merupakan ritel dan 30 persen adalah komersial.  

Sementara itu, Direktur Bisnis Ritel dan Komersial Indra Praseno mengatakan, diharapkan dengan penerbitan Sukuk Mudharabah Subordinasi I dapat memperkuat modal BRI Syariah sehingga bisa melakukan ekspansi untuk pembiayaan infrastruktur. Menurutnya, sudah ada beberapa tawaran untuk pembiayaan jalan tol, namun BRI Syariah belum bisa menjalankannya karena masih terbentur oleh keterbatasan modal. "Kalau kita mau ikut pembiayaan infrastruktur tapi modal masih kecil kan susah," kata Indra.

Indra menjelaskan, selama ini BRI Syariah sudah masuk ke pembiayaan beberapa proyek anak bumn namun nilainya tidak begitu besar. Dengan CAR sebesar 14 persen, maka masih sulit bagi BRI Syariah untuk masuk ke pembiayaan proyek infrastruktur yang besar seperti jalan tol. Menurut Indra, apabila BRI Syariah bisa menambah modal maka bisa langsung masuk ke pembiayaan infrastruktur yang besar.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement