EKBIS.CO, JAKARTA -- Mendapatkan peringkat teratas sebagai daerah tujuan wisata halal dan bulan madu pada World Travel Summit 2015, Indonesia memiliki peluang besar untuk menggaet pasar wisata halal tersebut. Kalau sudah begitu para pelaku industri wisata harus bisa memahami dan menjamin kelancaran perjalanan.
Dalam hal ini, agen perjalanan menjadi pihak yang dianggap ahli untuk merancang perjalanan yang kompleks serta menyiapkan paket perjalanan wisata yang fleksibel sesuai dengan kebutuhan wisatawan yang spesifik.
"Memahami kebutuhan dan preferensi wisatawan Muslim adalah kunci untuk melayani kebutuhan perjalanan mereka dan memberikan pilihan yang cocok untuk keseluruhan pengalaman perjalanan yang ideal," kata President of Amadeus Asia Pacific, Albert Pozo, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (11/10/2016).
Albert mengatakan, wisatawan Muslim biasanya berkeinginan untuk memaksimalkan pengalaman mereka serta menikmati perjalanan wisata yang lancar dengan keluarga dan teman-teman. Mereka juga kerap berkeinginan untuk menjelajah namun dalam batasan-batasan budaya.
Kebutuhan transportasi, fasilitas ibadah dan makanan juga harus dipertimbangkan. Albert mengatakan, pilihan menu makanan yang terbatas sering menjadi masalah bagi sebagian besar wisatawan Muslim saat ini.
Pasalnya, sebagian dari wisatawan ingin hidangan mewah sementara yang lain hendak mencicipi makanan khas lokal namun halal. Di sinilah, Albert melanjutkan, biro perjalanan berkesempatan membuat pelanggan Muslim puas dengan menawarkan pilihan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. "Perjalanan yang dilengkapi pilihan menu makanan halal dengan fasilitas ruang ibadah tentunya akan memiliki nilai tambah," katanya.
Setiap wisatawan Muslim tentu tidak memiliki kebutuhan yang sama. Albert mengatakan, biro perjalanan harus memahami motif dan konteks dari tiap rencana wisatawan agar dapat memberikan paket perjalanan yang tepat.
Albert menjelaskan, keterampilan agen dalam merancang perjalanan yang kompleks seperti mengunjungi wisata non-Muslim yang belum pernah dijelajahi akan memberikan nilai tambah bagi biro perjalanan tersebut.
Apalagi, dia melanjutkan, sampai mempertemukan wisatawan dengan penduduk lokal yang dapat memberikan pengalaman halal-friendly dan membuat paket yang sepenuhnya disesuaikan dengan pelanggan. "Di sinilah terdapat peluang bisnis yang tak terhingga untuk para pelaku industri travel untuk meningkatkan dan melayani segmen wisata halal secara lebih baik, yang pada akhirnya dapat memberikan keuntungan lebih," katanya.
Sebagai infomrasi, Asia merupakan tujuan wisata pertama yang menarik 57 persen kedatangan pengunjung Muslim dari seluruh dunia pada 2015. Angka tersebut diperkirakan masih terus meningkat.
Wisata halal adalah salah satu sektor pariwisata yang berkembang pesat di dunia. Diprediksi akan tumbuh menjadi 150 juta pengunjung dan menghabiskan pengeluaran sebesar 200 miliar dolar AS pada 2020 mendatang.