EKBIS.CO, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) bidang Distribusi dan Logistik, Kyatmaja Lookman menyampaikan terima kasih kepada peserta aksi 4 November sehingga aksi dapat berlangsung dengan aman dan damai. Menurut dia, keamanan dinilai jadi esensi untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
Ia sedikit menyayangkan ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab menunggangi demo akbar Jumat (4/11) sehingga berakhir ricuh. Tapi itulah riak-riak di dalam demokrasi dan diharapkan bisa dipadamkan dan tidak berlarut larut.
Ia juga berterima kasih atas kesigapan aparat keamanan yang sudah sangat dari awal penanganan aksi. Pun malam hari sudah sudah siap dengan adanya gejolak di Penjararingan, Jakarta Utara.
"Keamanan adalah esensi penting untuk tercapai kesejahteraan masyarakat. Perlu diketahui jika demo berujung ricuh berlarut-larut maka ada beberapa hal yang bisa terjadi dari sudut ekonomi," ungkap Kyatmaja, melalui pesan aplikasi daring kepada Republika.co.id, Sabtu (5/11).
Pertama, investor asing akan menarik dananya dari pasar saham. Terjadi proses rupiah ditukarkan dengan dolar dan di transfer balik ke luar negeri, ini mengakibatkan tekanan pada nilai tukar rupiah. Karena ada kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah maka berbondong-bondong selain orang asing, yakni orang Indonesia yang berduit juga akan menukarkan rupiahnya ke dolar. Ini menyebabkan mata uang Indonesia terpuruk.
Kemudian setelah itu diikuti dengan penjualan besar-besaran saham sehingga nilai saham nasional menjadi hancur dan diikuti dengan penarikan uang dalam jumlah besar sehingga perbankan terancam kolaps. Perdagangan dan industri tidak bisa melanjutkan usahanya yang ujung-ujungnya adalah PHK besar-besaran.
''Terakhir yang dirugikan adalah seluruh masyarakat Indonesia terutama wong cilik. Yang paling diuntungkan adalah pemilik modal besar karena mereka bisa membeli dolar ketika nilainya mulai merangkak naik dan membeli saham ketika sedang sangat terpuruk,'' kata Kyatmaja.
Umat Islam dari berbagai elemen menggelar aksi damai pada 4 November 2016 terkait dugaan penistaan Alquran oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki T Purnama (Ahok). Massa menuju Istana Kepresidenan untuk menyampaikan aspirasinya. Peserta aksi membubarkan diri pada Jumat (4/11) malam.