EKBIS.CO, JIMBARAN -- Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia menginvestasikan Rp 2,2 triliun. Dana investasi tersebut salah satunya untuk modernisasi peralatan tahun 2016.
Direktur Utama AirNav Indonesia, Bambang Tjahjono, usai pembukaan pertemuan regional organisasi navigasi penerbangan Asia Pasifik (Canso) di Jimbaran, Bali, Selasa (22/11), menjelaskan bahwa nilai investasi tersebut digunakan untuk meningkatkan pelayanan untuk menunjang keselamatan penerbangan.
Anggaran tersebut, lanjut dia, dialokasikan untuk program modernisasi peralatan atau IMANS di antaranya seperti komunikasi, navigasi dan pengawasan. Selain itu juga meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia, restrukturisasi ruang udara dan pemenuhan regulasi serta kerja sama dengan institusi dalam negeri serta antarnegara.
Inovasi juga dilakukan untuk efisiensi pelayanan di antaranya dengan inovasi peralatan Automatic Dependent Surveillance-Broadcasting (ADS-B) teknologi. Untuk mengetahui posisi pesawat atau semacam GPS berbasis satelit. Dengan ADS-B, maka maskapai penerbangan dapat melakukan penghematan bahan bakar karena dapat menekan delay atau jadwal penerbangan yang tertunda.
"Kami sudah menggunakan metode itu supaya hubungan antarkota lebih lancar lagi sehingga jumlah delay bisa dikurangi," katanya.
Dengan aplikasi itu, pengelola juga dapat mengetahui posisi pesawat termasuk mengidentifikasi pesawat sebagai salah satu cadangan disamping memanfaatkan radar. Bambang lebih lanjut menjelaskan inovasi lain yang dilakukan yakni memanfaatkan aplikasi kronos untuk slot penerbangan. Aplikasi ADS-B, lanjut dia, telah terpasang di 32 bandara di seluruh Indonesia, termasuk di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.