Meski hidup di negeri berpenduduk mayoritas non Muslim, Soenan tetap berkomitmen untuk Jokamz menyajikan makanan halal. Melbourne yang memiliki 200 etnik yang memeluk berbagai agama, termasuk Islam, membuat Soenan mengambil keputusan tersebut. Tidak hanya itu, sebagai seorang Muslim, Soenan pun bertekad bisa mempromosikan makanan halal kepada warga Melbourne dan Australia.
"Kita harus nunjukin ke warga sini kalau halal itu the Muslim way," ujarnya. Dia menjelaskan, untuk mengurus sertifikasi halal di Victoria bukan hal yang sulit. Biaya pengurusannya pun, kata Soenan, tergolong murah.
Pengusaha yang ingin disertifikasi harus mengajukan diri kepada otoritas halal setempat. Setelah itu, mereka akan diakreditasi. Petugas terkait akan mengecek dari mana saja suplai bahan baku makanan yang disajikan resto tersebut, apakah ada zat haram atau tidak. "Kalau kita tidak menyajikan menu pork (babi) memang relatif lebih mudah," katanya.
Menurut dia, warga asli Melbourne tidak pernah mempermasalahkan adanya restoran yang mencantumkan label halal. Dia mengatakan, warga Melbourne tidak pernah mengganggu masalah halal, meski identik dengan ajaran Islam yang notabene tengah disoroti oleh dunia barat.
Tak hanya itu, kata dia, para karyawan Jokamz yang rata-rata berjilbab tak pernah mendapat gangguan berarti. Soenan menjelaskan, warga Melbourne justru menghormati ketika seseorang memegang teguh prinsip dan keyakinannya. "Kita di sini baik-baik saja," ujarnya.