EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), Asmawi mengakui bahwa serapan kredit usaha rakyat (KUR) terhadap petani dan nelayan masih kecil. Hal ini disebabkan ada skema yang tak sesuai dengan siklus usaha petani dan nelayan.
Asmawi mengatakan setelah Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution menghimbau perbankan untuk mengevaluasi skema KUR memang ditemukan ada skema yang tak bisa diakses oleh para petani dan nelayan.
Asmawi menjelaskan usaha petani dan nelayan bersifat musiman, jika memakai skema KUR yang lama maka hal tersebut memberatkan petani dan nelayan.
"Petani dan nelayan itu kan sistemnya musiman. Kalau musim tanam mereka butuh pinjaman untuk modal, lalu mereka membayar pinjaman pada musim panen. Lebih pasti sebenarnya pada petani dan nelayan dalam segi jangka waktu," ujar Asmawi, Rabu (30/11).
Asmawi mengatakan jika KUR skema lama memang paling mudah diakses oleh kalangan pedagang dan usaha kecil. Hal ini dikarenakan para pedagang dan usaha kecil pendapatannya bersifat konstan dan tidak terpaut waktu.
"Makanya kita buat skema baru. Tahun depan akan mulai efektif," ujar Asmawi.
Namun Asmawi belum bisa menjelaskan secara rigid bagaimana skema baru tersebut. Namun, ia mengatakan secara garis besar skema KUR disesuaikan dengan kebutuhan petani dan nelayan.