EKBIS.CO, SURABAYA -- Hari ini, 3.700 ekor sapi indukan impor asal Australia tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Jawa Timur. Impor sapi yang diberangkatkan pada 21 Desember 2016 tersebut dilakukan PT Japfa melalui PT Santori.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita menyambut, baik pemasukan sapi indukan impor asal Australia ini. Menurutnya, pemasukan sapi indukan ini merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan populasi sapi indukan dalam negeri.
Dengan begitu, langkah dalam mempercepat pencapaian swasembada daging sapi yang ditargetkan pada 2026 dapat terlaksana. “Ini akan mendorong pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional,” ujarnya kepada Republika, Ahad (25/12).
Selain pemasukan sapi indukan impor, ada hal lain yang perlu dilakukan untuk mewujdukan swasembada daging sapi tersebut yakni alih pengalaman atau transfer ilmu pengetahuan. Hal ini perlu adanya kerja sama dengan lembaga perbankan, koperasi- koperasi berbadan hukum, dan peternak rakyat.
“Selain itu diharapkan juga untuk percepatan alih keterampilan dalam pengelolaan usaha peternakan secara profesional untuk para peternak rakyat kita,” ujarnya.
Pemasukan sapi indukan impor diakui Ketur merupakan salah satu upaya pebisnis tanah air sebagai bentuk perhatian pelaku usaha kepada petani ternak lokal. Itu artinya, impor sapi indukan tidak hanya dilakukan para feedloter sapi potong, tetapi juga dilakukan oleh para integrator Industri Penglola Susu (IPS).
Kontribusi atau peran para integrator IPS sangat besar dalam membangun desa binaan sapi perah, yang di sisi lain juga ikut membina petani peternak sapi perah di Indonesia. Kemitraan baik teresbut diyakini Ketur akan membuat peternak lokal lebih bergairah.
"Tidak sampai di situ, tapi akan juga meningkatkan produksi yng dihasilkan oleh petani dan diserap dengan harga yang pantas," ujar dia.