EKBIS.CO, UNGARAN -- Menyambut liburan akhir tahun, para pedagang daging di pasar tradisional batal meraup untung. Pasalnya, dua pekan terakhir menjelang pengujung tahun permintaan daging oleh masyarakat cenderung lesu.
Bahkan menjelang natal, baik daging sapi maupun daging ayam, pembelinya disebut berkurang. “Tidak seperti mau Lebaran,” ungkap Jumiati (69), penjual daging ayam di pasar Babadan, Kabupaten Semarang, Senin (26/12).
Lesunya permintaan daging ini, jelasnya, bukan lantaran harga daging yang kembali mahal. Sebab komoditas ini hanya mengalami kenaikan rata- rata Rp 2.000 per kilogram (kg).
Daging ayam sayur yang semula dijual Rp 28 ribu per kg naik menjadi Rp 30 ribu per kg. Demikian pula dengan daging ayam kampung juga mengalami kenaikan dari Rp 58 ribu per kg menjadi Rp 60 ribu.
Artinya, meski mengalami kenaikan harga, besarannya tidak terlalu signifikan. “Kami (pedagang) sendiri juga bingung, Natalan ini pada makan apa, kok daging ayam saja tidak laku,” tandasnya.
Jumiati juga mengakui, pasar daging menjelang liburan akhir tahun ini justru kurang bergairah meski pasokan daging ayam dari peternak tak bermasalah. Harapan bisa meraup untung lebih pun sirna karena pasar daging justru lesu.
Kelesuan juga diakui oleh Suwarni (53), penjual daging sapi di pasar ini. Menurutnya, menjelang akhir tahun ini daging sapi hanya mengalami kenaikan berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per kg.
Awal bulan Desember lalu, harga daging sapi berkisar Rp 90 ribu hingga Rp 95 ribu per kg. Menjelang hari Natal hingga saat ini harga daging sapi naik menjadi Rp 105 ribu per kg.
Namun sudah setengah bulan ini pasar daging sapi mengalami kelesuan. Ia mengakui pada hari biasa bisa menjual daging sapi hingga 70 kg per hari. “Sekarang bisa menjual 50 kg per hari sudah bagus,” katanya.
Dampaknya, jumlah pedagang daging sapi di los daging pasar Babadan ini pun memilih untuk libur atau tidak berjualan. Karena mereka takut merugi jika pasar daging terus mengalami kelesuan.
Para pedagang khawatir jika setiap hari harus membawa pulang daging yang belum terjual dan harus masuk freesher. Sebab daging yang telah masuk freesher ini biasanya kurang diminati konsumen.