EKBIS.CO, JAKARTA -- Saat ini sekitar 18 juta pelanggan listrik 900 Volt Ampere tidak mendapat subsidi dari pemerintah mulai Januari 2017. Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka mengatakan pengalihan subsidi digunakan untuk membangun infrastruktur kelistrikan demi melistriki 2.500 desa tertinggal di seluruh tanah air.
"Ada jaringan transmisi, gardu induk, dan pembangkit, kurang lebih untuk pembangunan infrastruktur listrik di 2.500 desa yang belum terlistriki," kata Made kepada Republika.co.id, Senin (9/1).
Ia memgungkapkan dana hasil pengalihan subsidi tersebut kurang lebih sebesar Rp 25 triliun. Secara keseluruhan jumlah pelanggan listrik berdaya 900 VA mencapai sekitar 22 juta Rumah Tangga (RT).
Saat ini yang berhak menerima subsidi sekitar 4,05 juta RT. Pemerintah melalui TNP2K, dan PLN melakukan pencocokan data mana yang masuk golongan mampu, tidak berhak menerima subsidi, dan sebaliknya.
"Ada yang sebenarnya sudah terlalu nyaman, tidak layak menerima subsidi, tetapi merasakan subsidi. Saat ini yang menerima subsidi ini benar-benar RT miskin dan tidak mampu," ujar Made.
Dampak bagi pelanggan 900 VA yang sudah tidak menerima subsidi berupa kenaikan tarif listrik per dua bulan sekali selama tiga periode. Pada tahap pertama dimulai dari Januari ini dilakukan penghentian subsidi sebesar sepertiga bagian. Kemudian, pada Maret dua pertiga subsidi dihentikan. Selanjutnya pada Mei seluruh subsidi yang pernah diterimanya dihapus seluruhnya.
Sementara untuk semua pelanggan RT berdaya 450 VA tetap menerima subsidi tanpa ada penggolongan. Jumlah penerima bahkan bertambah dari 23 juta RT menjadi 25 juta RT.