Selasa 17 Jan 2017 00:30 WIB

Balitbangtan Moratorium Pembentukan Taman Teknologi Pertanian

Rep: Melisa Riska Putri / Red: Satria K Yudha
Seorang petani menunjukan hasil panen cabai di lahan pertanian Kalitengah, Wedi, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (10/1).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Seorang petani menunjukan hasil panen cabai di lahan pertanian Kalitengah, Wedi, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (10/1).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melakukan moratorium penambahan Taman Teknologi Pertanian (TTP) pada tahun ini. Kepala Balitbangtan Muhammad Syakir mengatakan, moratorium tersebut dilakukan untuk memaksimalkan TTP yang sudah ada.

"Mematangkan yang sudah ada untuk cari pola efektif biar capai sasaran secara maksimal," ujar dia saat ditemui di gedung Balitbangtan, Senin (16/1).

Keberadaan TTP dibangun untuk mempertajam aktivitas perkembangan sektor pertanian berbasis inovasi pertanian. Penerapan teknologi pertanian juga akan dijalankan di TTP tersebut yang nantinya diharapkan dapat diterapkan oleh seluruh petani.

Tidak hanya mengembangkan inovasi dan teknologi pertanian, TTP juga menjadi pusat pelatihan dan bimbingan pemuda tani. Dengan begitu, keberlangsungan sumber daya manusia terutama dari kalangan pemuda akan terus bertahan.

Pendampingan secara intensif dilakukan oleh peneliti dan penyuluh dari Balitbangtan. "Sehingga petani di kawasan TTP dapat secara terampil menerapkan teknologi modern," katanya.

Dalam proses pengembangan TTP, ia melanjutkan, semangat kerjasama dikedepankan dan dilanjutkan dengan corporation enterprise pada dua arah pengembangan yakni korporasi hasil pernelitian untuk agro industri dan korporasi hasil-hasil penelitian dan rekayasa pembangunan pedesaan. 

Balitbangtan telah membangun 26 TPP sejak 2015 yang tersebar di berbagai daerah. Diakui Syakir, ada lima TTP yang sudah bisa berjalan sendiri. TTP secara umum menangani komoditas pangan dan komoditas unggul. Contohnya di Garut yang memiliki komoditas unggulan kentang dan Jambi yang unggul dengan kelapa sawit. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement