Jumat 27 Jan 2017 06:18 WIB

Inpex Diminta Sesuaikan Angka Asumsi Nilai Investasi, Ini Alasannya

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Ladang gas, ilustrasi
Foto: Fanny Octavianus/Antara
Ladang gas, ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumberdaya, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, persoalan Kilang Masela masih pembahasan. Hal ini dikarenakan ada perbedaan asumsi angka nilai investasi antara Indonesia dengan Inpex Jepang sebagai operator sumur abadi tersebut.

Luhut menjelaskan, untuk merujuk pada kesepakaan nilai IRR dan total cost recovery yang hendak dicapai kedua belah pihak, pemerintah meminta Inpex untuk melakukan penghitungan ulang terkait asumsi nilai investasi. Selain itu, ia mengatakan untuk jumlah kapasitas produksi juga mengacu pada hitungan ulang asumsi.

"Masela kita tadi masih ingin supaya sama asumsinya. kalau ga sama, angkanya jadi ga sama juga. mereka sepakat akhirnya tadi. Selama ini asumsi itu hanya dibuat sepihak. Kita harus konsisten," ujar Luhut di Kantornya, Kamis (26/1).

Luhut mencontohkan salah satu poin perbedaan asumsi adalah nilai kapasitas produksi. Ia mencontohkan pada poin kapasitas produksi pemerintah memberikan dua opsi kapasitas kilang gas alam cair (LNG) Masela, yaitu 7,5 MTPA ditambah 474 MMSCFD gas pipa dan 9,5 MTPA ditambah 150 MMSCFD gas pipa.

"Untuk 9,5 kapasitasnya. Kapasitas itu kan kayak nge-run batu bara juga. Jadi berapa lama dia. Kalau makin besar kan makin lama," ujar Luhut.

Luhut mengatakan Sebelumnya, Inpex mengajukan tiga permintaan agar IRR blok Masela bisa ditetapkan sebesar 15 persen. Ketiga permintaan tersebut adalah penambahan kapasitas kilang LNG dari 7,5 MTPA ke angka 9,5 MTPA, pengembalian biaya penyusunan rencana pengembangan (PoD) kilang LNG skema offshore yang dikategorikan sebagai sunk cost sebesar 1,2 miliar dolar AS, dan penggantian kontrak bagi hasil produksi (Production Sharing Contract/PSC) selama 10 tahun.

"Bagaimana mau tahu angka IRR rendah atau tidak kalau angka-angka asumsinya saja belum sama antara kami dengan Inpex. Mereka bilang IRR rendah atau tinggi, kami tidak tahu karena datanya tidak sama. Makanya, kami ingin supaya sama asumsinya," jelas Luhut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement