EKBIS.CO, TOKYO -- Bank Jepang untuk Kerjasama Internasional dan ketiga bank besar negara tersebut akan memberikan dukungan keuangan untuk pembangkit listrik panas bumi (PLTP) Indonesia yang direncanakan oleh Sumitomo Corp. Ini merupakan langkah Jepang mendorong ekspor infrastruktur sebagai strategi kunci pertumbuhan.
Dilansir dari Asia Nikkei, Jumat (27/1) disebutkan bahwa JBIC bersama-sama dengan Mizuho Bank, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ dan Sumitomo Mitsui Banking Corp, akan menawarkan pinjaman sindikasi dengan Bank Pembangunan Asia.
Jumlah tersebut yakni dengan total sekitar 440 juta dolar AS, dengan nominal sekitar 200 juta dolar AS berasal dari JBIC. Nippon Export dan Asuransi Investasi akan memastikan pinjaman yang diberikan oleh ketiga bank tersebut.
Sumitomo akan melakukan break ground pada pembangkit listrik 80-megawatt di bulan Maret, dan berencana untuk memulai operasi komersial pada 2019. Fuji Electric akan memasok bagian utama pembangkit listrik seperti turbin uap dan generator listrik.
Sumitomo akan menangani survei dari wilayah proyek, serta operasi dan pemeliharaan setelah konstruksi selesai. Ini adalah pertama kalinya Sumitomo yang merupakan trading house, akan menjalankan pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Biaya proyek diperkirakan sekitar 70 miliar yen atau sekitar 610 juta dolar AS, diinvestasikan Sumitomo sekitar 35 persen. Supreme Energy Indonesia dan Engie Perancis juga akan berpartisipasi.
Listrik dari energi panas bumi yang dihasilkan dengan menggunakan panas bawah tanah atau uap. Pemerintah Indonesia mendorong pengembangan dari sumber energi. Negara kaya gunung berapi ini berada dalam peringkat lima dunia teratas untuk reservoir energi panas bumi.