EKBIS.CO, SURABAYA –- Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Provinsi Jawa Timur ditargetkan oleh Kementerian Pertanian dapat menyerap 1,1 juta ton beras sepanjang tahun 2017. Bulog melakukan aksi jemput bola untuk memenuhi target tersebut.
Kepala Bulog Divre Jatim, Witono, mengatakan, awalnya Bulog menargetkan penyerapan beras pada 2017 sebanyak 850 ribu ton gabah kering giling (GKG). Namun, oleh Kementan, Bulog ditargetkan dapat menyerap 1,1 juta ton beras. “Target dari Menteri Pertanian, Bulog harus menyerap lebih tinggi dari yang sudah kami tetapkan,” kata Witono.
Menurutnya, Bulog telah membeli beras dari petani mulai Januari ini. Padahal, biasanya masa panen dimulai pada Februari. Sedangkan puncak panen padi biasanya pada Maret-Juni. “Kami sudah mulai membeli beras dari petani. Bulan ini kami sudah menyerap hampir 1.200 ton,” jelasnya saat dihubungi Republika, Ahad (29/1).
Bulog juga melakukan upaya penyerapan beras bersama dengan tim sergap Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Bulog membeli dalam bentuk beras dan gabah. Untuk beras terdapat tiga kelompok kualitas dengan harga yang berbeda.
Jenis pertama, beras yang pecah (broken) 25 persen dibeli seharga Rp 7.150 per kilogram. Dua jenis lainnya yakni, beras broken 20 persen dihargai Rp 7.300 per kilogram, serta beras broken 15 persen dibeli seharga Rp 7.500 per kilogram. “Jadi berbagai macam beras kami beli dan sudah berbagai harga kami terapkan supaya Bulog bisa menyerap sebanyak mungkin,” ujarnya.
Ketentuan beras broken yang harus dibeli Bulog diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) No 5 Tahun 2015. Beras yang broken 15 persen, termasuk kategori bagus, dibeli di atas harga Inpres. Di sisi lain, Witono mengakui adanya peningkatan penyerapan beras dari petani sebesar 8 persen pada 2016 dibandingkan penyerapan pada 2015. “Prediksi tahun ini, tren kami optimalkan di atas 2016,” harapnya.