Rabu 01 Feb 2017 07:40 WIB

Kemenpupera Genjot Program Akses Air Minum

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Air minum
Foto: ist
Air minum

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) melaksanakan program 100-0-100, yakni program untuk mewujudkan 100 persen ketersediaan akses air minum, 0 persen kawasan kumuh dan 100 persen ketersediaan akses sanitasi sehat pada 2019. Hal ini dilakukan dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

Menteri Pupera Basuki Hadimuljono mengatakan, program 100-0-100 tersebut kini sudah menjadi isu internasional. "Isu tersebut juga menjadi bahasan dalam konferensi Habitat III di Quito, Ekuador pada Oktober tahun lalu," ujarnya beberapa waktu lalu.

Melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id Rabu (1/2), untuk mewujudkan akses air minum, Kemenpupera menargetkan dapat meningkatkan cakupan layanan air minum sebesar 7,2 persen per tahun. Hingga akhir 2015, cakupan pelayanan air minum aman mencapai 71,05 persen.

"Artinya, kita harus menambah cakupan sekitar 7,2 persen per tahun baik melalui jaringan perpipaan maupun non perpipaan," kata Dirjen Cipta Karya Sri Hartoyo.

Salah satu provinsi yang kerap mengalami kekurangan air bersih salah satunya Nusa Tenggara Timur. Untuk mengurangi daerah rawan krisis air di NTT, pada tahun 2016 Kemenpupera telah membangun Sistem Penyediaan Air Minum Tingkat Ibu Kota Kecamatan atau dikenal dengan SPAM IKK di 8 Kabupaten.

Di Kabupaten Rote Ndao, pihaknya membangun SPAM IKK Lidabesi dan Papela yang bermanfaat untuk melayani air bersih bagi daerah rawan air di Desa Lidabesi dan masyarakat nelayan di Desa Papela. SPAM IKK Lidabesi mampu menyuplai air bersih bagi 75 unit Sambungan Rumah (SR) dan SPAM IKK Papela bagi 100 unit SR.  

Kemudian di Kabupaten Sikka, Kemenpupera membangun SPAM IKK Talibura di Kecamatan Talibura yang terdiri dari 12 desa dengan jumlah penduduk kurang lebih 20.848 jiwa. Sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, warga membeli dari mobil tangki air dengan harga Rp 150 ribu per tangki (5 ribu liter).

"Saat ini warga Kecamatan Talibura sudah dapat menikmati air bersih dari jaringan perpipaan yang dibangun," lanjutnya.  

Di Kabupaten Manggarai Timur, akses air bersih melalui jaringan perpipaan juga ditingkatkan dengan membangun SPAM IKK Wantuggong dan Kota Komba untuk melayani kebutuhan air warga di Kecamatan tersebut. Disamping itu, juga dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kecamatan Kota Komba dengan kapasitas air sebanyak 20 liter per detik. Sebelum tersedianya jaringan air perpipaan, masyarakat mengambil air langsung dari sungai.     

Di Kabupaten Sumba Tengah, dibangun SPAM IKK Anakalang dengan 30 unit SR. Pada Kabupaten Sumba Barat Daya dibangun SPAM IKK Tambolaka untuk menyuplai air bersih bagi 53 unit SR.

Akses air perpipaan juga dibangun di Kabupaten Ngada yakni di Kecamatan Inerie untuk memenuhi kebutuhan air bagi 7.261 jiwa penduduk. Pada Kabupaten Sabu Raijua dibangun SPAM dengan memanfaatkan sumber air dari Embung Guriola untuk pemenuhan kebutuhan kurang lebih 8 ribu jiwa.  

Pembangunan SPAM di Kabupaten Ende dilakukan di dua kecamatan rawan air yakni Kecamatan Lio Timur dan Kota Baru. SPAM yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi kurang lebih 10.453 jiwa penduduk.

Sebelum jaringan perpipaan dibangun, masyarakat sekitar memenuhi kebutuhan air dengan mengambil air sungai yang berjarak kurang lebih 1 km dengan jerigen dan ember.  Sementara untuk kawasan perbatasan di Kabupaten Belu, dilakukan optimalisasi SPAM IKK Motaain yang sudah ada yakni 10 liter per detik sehingga bisa menambah cakupan pelayanan air bersih masyarakat termasuk menunjang kegiatan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain yang diresmikan Presiden Joko Widodo akhir tahun lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement