EKBIS.CO, LOMBOK TENGAH -- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kawasan timur Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Barat, bisa menjadi sentra bioetanol berbahan baku jagung dan tebu.
"Sawit memakmurkan masyarakat di Indonesia bagian barat, di timur bisa dikembangkan jagung dan tebu, tapi jangan hanya dilihat pengembangan untuk pangan saja," kata Menko Perekonomian Darmin Nasution, di Lombok Tengah, Sabtu (11/2).
Hal itu dikatakan di hadapan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) H Muhammad Amin, pada saat kunjungan kerja di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah.
Menurut Darmin, riset pengembangan biosolar dengan mencampurkan solar dengan hasil olahan kelapa sawit sudah dilakukan di kawasan Indonesia bagian barat. "Kita bayangkan itu dilakukan juga di wilayah timur Indonesia dengan memanfaatkan jagung dan tebu yang bisa menjadi bioetanol," ujarnya.
Pengembangan jagung, kata dia, selain untuk pangan dan pakan, juga bisa menjadi bioetanol sehingga untuk jangka panjang tidak perlu tergantung pada energi tidak terbarukan. "Pengembangan jagung dan tebu bisa mengurangi impor. Pada 2016, impor jagung memang berkurang, tapi kita malah impor gandum. Gula juga lebih besar lagi impornya," kata Darmin.
Potensi pengembangan jagung dan tebu, menurut dia, perlu dioptimalkan oleh pemerintah daerah di NTB.
Oleh sebab itu, mantan Gubernur Bank Indonesia ini mengajak Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin, untuk membenahi dan mengoreksi hal-hal yang selama beberapa tahun ini tidak dikoreksi. "Warga Nusa Tenggara secara umum juga perlu benar-benar terlibat dalam dinamika ekonomi kita saat ini," katanya.