EKBIS.CO, MERAUKE --- Gubernur Papua Lukas Enembe bangga atas adanya ekspor beras premium dari Merauke ke Papua Nugini. Dia pun menjamin ekspor beras bisa dilakukan setiap tahun. Sebab, sudah berpuluh-puluh tahun Papua memimpikan Merauke agar dapat menjadi lumbung pangan nasional.
"Mudah-mudahan ekspor berkelanjutan. Puluhan tahun kita mimpikan Merauke menjadi lumbung padi nasional, tapi baru kali ini melakukan ekspor. Ini akan dilakukan secara terus menerus tiap tahun," kata Lukas, Senin (14/2), saat melakukan pelepasan ekspor perdana beras ke Papua Nugini bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman
Menurutnya, keberhasilan ekspor beras tak lain atas bantuan dan dukungan penuh dari Kementerian Pertanian yang selama dua tahun terakhir telah memberikan bantuan mekanisasi pertanian serta membuka lahan sawah baru bersama TNI. "Kami bersyukur mendapat bantuan mekanisasi di Merauke. Beberapa tahun lalu, TNI sudah bukan lahan baru, sehingga semakin banyak lahan sawah dan petani tidak banyak menganggur bahkan sudah menjadi petani modern," kata dia.
Indonesia Ekspor Beras Premium ke Papua Nugini
Pada kesempatan yang sama, Bupati Merauke Fredrikus Gebze menuturkan, Indonesia harus dipersiapkan sebagai negeri gemah ripah loh jinawi. Selama 72 tahun, baru saat inilah Indonesia bisa mengekspor beras ke Papua Nugini. Kemudian, dia melanjutkan, infrastruktur dasar pertanian telah mengalami kemajuan, yakni jalan usaha tani sehingga petani dapat mengangkut hasil panen. Sebab, selama 30 tahun petani menjemur padi di jalan, tetapi kini sudah memiliki penjemuran dan pengering.
"Sehingga hasilnya, beras dari Merauke merupakan beras unggulan jauh dari pengawet dan pewarna. Petani hari ini derajatnya yang terhormat dan telah menggunakan alat pertanian yang canggih sehingga petani saat ini telah menjadi ahli petani," tutur Fredrikus.
Luas lahan sawah dan lahan kering di Merauke sebanyak 64 ribu hektare. Lahan ini sudah dilakukan penanaman padi. Produksi beras di Merauke 110 ribu ton per tahun, sementara kebutuhan hanya 25 ribu ton per tahun. Dengan demikian, kata Fredrikus, produksi beras di Merauke Surplus. “Selain diekspor, beras dari Merauke selama ini rutin memasok kebutuhan di Kabupaten Mapi, Bovendigul, Mimika, Asmat, dan Jaya Pura," kata Fredrikus.
Konsulat Jenderal Papua Nugini untuk Papua Geoffrey Wiri menyampaikan, pelepasan ekspor beras darei Merauke merupakan kesempatan yang luar biasa dan mengejutkan. Sebab, selama ini Papua Nugini impor beras dari Filipina, Thailand, dan Vietnam. "Impor dari Merauke ini sangat mengejutkan. Harga beras Merauke lebih murah dari negara lain. Untuk itu, kami berjanji untuk menghentikan impor dari negara lain selain Indonesia," katanya.
Terkait kegiatan ekspor beras dari perbatasan, anggota Komisi IV DPR Sulaiman Hamzah menyampaikan apresiasi atas dukungan Menteri Pertanian yang telah memberikan bantuan berupa seluruh peralatan dan kegiatan pertanian di Papua, khususnya Merauke. Menurutnya, DPR tidak hanya memberikan dukungan penuh untuk produksi padi, tetapi juga komoditas lainnya.
"Namun, karena lahan sawah di Merauke yang luas perlu dukungan tambahan bantuan alat pengering sehingga Merauke bisa terus mampu menghasilkan beras berkualitas untuk ekspor," ujar Sulaiman
Pada acara yang sama, Mentan Amran Sulaiman juga langsung memberikan bantuan untuk Merauke meliputi traktor roda empat sebanyak 10 unit, prioritas utama bantuan dryer (pengering), dan escavator dua unit. Usai melakukan pelepasan ekspor beras, Mentan bersama Gubernur dan Bupati melakukan panen padi hasil sistem jajar legowo super sekaligus penanaman padi di Kampung Nggutibob, Distrik Tanah Miring.