Kamis 23 Feb 2017 08:36 WIB

Jatim Telusuri Serbuan Cabai Impor Cina dan India

Red: Ani Nursalikah
Cabai di pasar tradisional.
Foto: Republika/Prayogi
Cabai di pasar tradisional.

EKBIS.CO, SURABAYA --  Pemerintah Provinsi Jawa Timur menelusuri serbuan cabai impor asal Cina dan India yang ditemukan di beberapa pasar tradisional di sejumlah daerah.

"Kami sudah meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk menelusuri, mengawasi dan mengidentifikasi penyedia dan pedagang yang memasok cabai tersebut," kata Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf di Surabaya, Rabu (22/2).

Selain itu, ia juga melakukan uji kelayakan di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BB POM) Surabaya untuk memastikan apakah cabai tersebut layak dikonsumsi atau tidak. Gus Ipul, sapaan akrabnya, juga mengaku telah memerintahkan Disperindag Jatim mengivestigasi peredaran cabai impor yang hasilnya ditemukan di Pasar Wage dan Pasar Ngemplak, Kabupaten Tulungagung.

"Dari hasil investigasi ini, cabai rawit kering atau biasa disebut dengan cabai kresek ini dipasok ke pasar tradisional dari Surabaya dan Cirebon. Pasokan biasanya dilakukan dengan menggunakan sebuah truk besar berkapasitas empat-lima ton per pekan," ucapnya.

Ia menjelaskan cabai dari India dibeli pedagang pasar Rp 58 ribu per kilogram kemudian dijual lagi ke masyarakat Rp 70 ribu per kilogram. Sedangkan cabai dari Cina dibeli pedagang Rp 42 ribu per kilogram dan dijual lagi Rp 50-60 ribu per kilogram.

"Cabai ini biasanya disukai para pedagang kaki lima misalnya para penjual bakso, soto dan pedagang makanan lainnya," kata orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut.

Menurut dia, selama ini cabai rawit kering sebenarnya tidak terlalu laku di pasaran Jawa Timur karena harga jualnya yang tidak sampai Rp 20 ribu per kilogram, namun seiring meningkatnya harga cabai hingga lebih dari Rp 100 ribu per kilogram menjadikannya laku dibeli. Hingga saat ini harga cabai rawit di pasaran memang masih cukup tinggi karena target panen cabai di Jatim pada musim panen kali ini hanya menghasilkan 16 ribu ton dari target 25 ribu ton.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement