EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Pemerintah Kota Bandung akan membangun jalur kereta api (KA) Komuter Padalarang-Cicalengka. Jalur ini merupakan transportasi utama yang menghubungkan kota Bandung dengan wilayah daerah disekitarnya seperti Kabupaten Bandung.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pada 2017-2018 pihaknya akan menyiapkan sejumlah dokumen perencanaan teknis. Pada 2019-2021 akan ada Viaduct Kiaracondong-Bandung, pembangunan jalur ganda dan perencanan elektrifikasi Padalarang-Cicalengka yang diprediksi bisa mengangkut orang mencapai 70 ribu per hari.
"Kereta komuter ini akan kita tindak lanjuti agar ada di beberapa tempat (kota) seperti Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Untuk di Bandung formatnya akan ada feeder dengan menggunakan kereta kapsul," kata Budi usai bertemu Presiden di Istana Negara, Jakarta, Senin (27/2).
Meski tahapan perencanaan pembangunan kereta komuter ini diharap rampung pada 2021, Kemenhub akan memulai tahap pertama feeder trayek Padalarang-Cicalengka, yakni jalur dari Stasiun Bandung ke arah selatan menuju Tegalega yang berjarak 5 km dengan prediksi penumpang mencapai 25 ribu orang per hari. Proyek pembangunan trayek sepanjang 5 km akan dimulai dengan pengerjaan trayek berjarak 2 km dari Stasiun Bandung menuju Tegalega pada akhir 2017.
Untuk proyek KA dengan feeder menggunakan kereta kapsul ini akan dikerjakan oleh PT PP. Biaya investasi untuk tahap satu diperkirakan mencapai Rp 1 triliun yang didapatkan dari pemerintah dan investor. Selain trayek, dana sebesar ini juga termasuk dengan 10 kereta kapsul yang disiapkan. Kereta ini pun dipastikan bakal menggunakan produk dalam negeri.
"Ini PP dan Inka (industri kereta api). Kereta merah putih buatan Indonesia," ujar Budi.
Untuk tahap II akan menghubungkan kawasan Leuwi Panjang dan Gedebage, sedangkan tahap III bakal dibangun trayek Leuwi Panjang-Dago. KA kapsul Bandung Tahap II diperkirakan bisa menyedot penumpang mencapai 11.671 orang per hari, dan untuk tahap III bisa mencapai 22.889 orang per hari.
KA dengan sejumlah feeder ini dimaksudkan untuk meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi, dan memberikan kenyaman bagi masyarakat dengan pengunaan transportasi umum di perkotaan. Dengan harga tiket mencapai Rp 5.000-7.000 per orang, maka masyarakat bisa menggunakan transportasi ini untuk menjangkau banyak kawasan di kota Bandung dan sekitarnya.
Kemenhub sebenarnya ingin membangun proyek serupa di Kota Surabaya. Namun, Pemerintah Surabaya enggan membangun proyek serupa. Dibandingkan dengan komuter, Surabaya lebih menginginkan pembangunan transportasi Trem atau kereta api yang memilki rel khusus di dalam kota. Transportasi ini banyak digunakan di beberapa negara maju di Eropa.
Untuk tahap awal, Kemenhub akan membangun trayek Trem yang menghubungkan daerah di Kebun Binatang Surabaya menuju Tunjangan Plaza. Trayek sepanjang 9 km ini akan dibangun terlebih dahulu mencapai 4 km dalam pengerjaannya.
"Ini juga kita usahakan bisa dimulai akhir tahun ini. Tinggal menunggu desain dan finalisasi saja," papar Budi.