Rabu 08 Mar 2017 01:51 WIB

Sisa Stok Garam Jadi Rebutan

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Budi Raharjo
 Pedagang garam menunggu pembeli di Pasar Tebet Timur, Jakarta, Ahad (5/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang garam menunggu pembeli di Pasar Tebet Timur, Jakarta, Ahad (5/3).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kelangkaan garam konsumsi membuat sisa stok garam yang ada menjadi rebutan. Sekretaris PT Garam Hartono mengatakan, karena menjadi rebutan harga garam melambung tinggi ke kisaran Rp 1,3-1,5 juta per ton.

Padahal, dalam kondisi normal harga garam konsumsi hanya Rp 500-600 ribu per ton. "Stok garam sudah bisa dibilang habis. Tinggal sisa sedikit dari stok tahun 2015-2016, itu pun dengan harga yang berbeda tiap jamnya dan jadi rebutan," ujar Hartono, saat dihubungi Republika, Selasa (7/3).

Namun begitu, ia tak bisa memprediksi sampai kapan stok tersebut dapat mencukupi kebutuhan nasional. Sebab, ketersediaan stok di tiap daerah berbeda. Kalaupun ada pabrik garam yang berhasil mendapat bahan baku, sambung Hartono, tujuan utamanya hanya untuk membuat mesin tetap beroperasi agar tidak rusak.

PT Garam sendiri telah mendapat rekomendasi untuk mengimpor garam sebanyak 75 ribu ton. Hartono memaparkan, sebanyak 20 ribu ton garam akan didatangkan dari India dan 55 ribu ton lainnya dari Australia.

Sebelumnya, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, pihaknya telah menerima surat rekomendasi impor garam dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Namun begitu, Oke mengaku belum mengeluarkan izin impor untuk PT. Garam. "Belum keluar, kita baru terima usulannya. Tapi akan segera keluar," ujarnya.

Pada prinsipnya, Oke mengatakan, izin untuk impor akan dikeluarkan berdasarkan rekomendasi dari kementerian terkait.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement