EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) meraup laba bersih sebesar 75,16 juta dolar AS pada 2016. Realisasi tersebut melebihi revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 70,01 juta dolar AS.
"Gambaran kinerja keuangan menurut kami cukup baik, ada beberapa proyek yang sudah selesai dan sedang berjalan," kata Direktur Utama PGE, Irfan Zainuddin di kantor pusat Pertamina, di Jakarta, Kamis (6/4).
Irfan menjelaskan dari aktivitas pemboran, PGE memiliki dua sumur eksplorasi, termasuk dua yang on going; 15 sumur pengembangan, termasuk satu yang on goin; serta tujuh sumur kurs. "Ini menghasilkan listrik sebesar 3.042,83 giga watt hours (GWH) pada 2016," ujarnya.
Irfan melanjutkan pendapatan PGE pada 2016 sebesar 211,24 juta dolar AS. Sementara biaya operasi sekitar 43,81 juta dolar AS. PGE memiliki 14 wilayah kerja di seluruh Tanah Air. Total kapasitas pembangkitan PGE 587 megawatt operatori sendiri dan 985 MW (joint operation).
Irfan menjelaskan progres proyek PGE di sejumlah wilayah kerja. Di sungai penuh, PGE telah melakukan pengeboran tiga sumur di proyek dengan kapasitas 1X55 MW itu. Satu sumur on going dari rencana keseluruhan sebanyak 10 sumur. "Ketersediaan uap 7,5 MW dan target operasi komrsil (COD) pada 2020," tuturnya.
Kemudian masih ada proyek PGE di hululais sebesar 2X55 MW, Ulubelu unit 3 dan 4 total kapasitasnya 2X55 MW, Lahendong/Tompasso unit 5 dan 6, dengan total kapasitas 2X20 MW. Kemudian Lumut Balai unit 1 dan 2 dengan total kapasitas 2X55 MW, Lumut Balai unit 3 dan 4 total kapasitas 2X55 MW, serta Karaha berkapasitas 1X30 MW.
"Pada 2021 kita harapkan PGE punya kapasitas terpasang di atas 1037 MW. Sudah kita buat roadmap-nya. Kita juga berupaya meningkatkan kapasitas eksisting," tutur Irfan.