EKBIS.CO, BANDUNG -- Pada lima tahun ke depan, Kementerian Perindustrian menargetkan 12 miliar dolar AS dari aktivitas ekonomi digital dalam negeri. Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto optimistis angka ini akan tercapai seiring perkembangan internet saat ini.
Saat ini, kata Airlangga, Kemenperin serius dalam menyiapkan revolusi industri keempat. Yakni, dengan memanfaatkan internet untuk infrastruktur perdagangan. Adanya pemanfaatan internet tersebut, diharapkan transaksi perdagangan di masyarakat bisa terus meningkat.
"Ini akan terus meningkat setiap tahun," ujar Airlangga usai mengunjungi Gedung Bandung Creative Hub, di Bandung, Jumat (7/4). Dalam kunjungan ke gedung yang dibuat bagi kreator di Bandung tersebut, Airlangga didampingi Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil).
Menurut Airlangga, selain perdagangan melalui internet, potensi ekonomi digital ini datang juga dari produk animasi hingga perfilman. Oleh karena itu, perlu didorong agar semakin banyak kreator-kreator muda Tanah Air.
Sebagai langkah awal, kata dia, Kementerian Perindustrian sudah bekerja sama dengan perusahaan telepon seluler asal Amerika, Apple, untuk melatih 400 pemuda dalam negeri. Mereka, dilatih selama setahun untuk selanjutnya dipekerjakan dalam ekosistem ios.
"Mereka akan mengikuti Apple Inovation Center. Apple investasinya 44 juta dolar Amerika," katanya.
Selain itu, kata dia, pemerintah pun akan mendorong dengan menyediakan lebih banyak balai pendidikan yang akan menghubungkan kreator ke pasar dan akses dunia. "Industri ini membutuhkan induksi, sharing ideas," katanya.
Oleh karena itu, Airlangga sangat mengapresiasi berdirinya gedung Bandung Creative Hub ini. Karena, bangunan ini akan menjadi cikal bakal lahirnya kreator dalam negeri khususnya dari Bandung. "Salah satu inkubasinya dari tempat seperti ini," katanya.
Selain di Bandung, menurut Airlangga, terdapat juga tempat serupa di Batam, Malang, dan Bali. Di tiga kota tersebut, gedung kreatif sudah dimanfaatkan untuk memudahkan kreator dalam menghasilkan karya. "Di Bali ada akses ke industri animasi di Jepang. Di Batam dengan studio-studio," katanya.
Selain itu, kata dia, Kemenperin sudah bekerja sama dengan Singapura terkait hal ini. Ia optimistis, dengan hadirnya gedung seperti Bandung Creative Hub ini, para kreator akan lebih terbantu dalam menghasilkan karya. "Jadi mereka tidak ada halangan," katanya.
Sementara menurut Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, kreator Bandung yang didominasi generasi muda ini akan memiliki fasilitas untuk berkarya. Hal ini, sebagai wujud hadirnya pemerintah dalam memfasilitasi masyarakat.
"Di sini ada pilihan, co working. Ada lounge-nya, ada ruang kelas untuk bertukar pengalaman, ada studio," katanya.
Selain itu, kata dia, Bandung Creative Hub ini pun akan menyediakan berbagai kebutuhan lainnya dalam menunjang aktivitas ekonomi digital. Karena, selama ini kreator di Bandung kebingungan untuk mencari fasilitas yang menunjang aktivitas tersebut. "Selama ini, kalau tak ada bangunan seperti ini, mereka bingung. Mau nyewa alat pun mahal," katanya.
Dorongan terhadap kreativitas ekonomi digital ini, kata dia, akan menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat. Gedung
Creative Hub ini, dibangun dengan menggunakan dana APBD Pemerintah Kota Bandung sebesar Rp 45 miliar. Total lahannya 3.000 meter (persegi). "Kalau bangunannya hampir 10.000 meter (persegi) kan ada 4 lantai," katanya.