EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mencatat total pendapatan premi sebanyak Rp 26,5 triliun. Angka tersebut menunjukkan, perusahaan berkontribusi sekitar 16 persen dari total premi industri asuransi jiwa sebesar Rp 167,04 triliun.
Chief Investment Officer Prudential Indonesia John Oehmke menjelaskan, dari pendapatan premi Rp 26,5 triliun, mayoritas adalah premi berkala atau premi reguler. "Hal itu karena, Prudential Indonesia tidak fokus ke single premium. Jadi kebanyakan lebih ke premi yang sifatnya jangka panjang," ujarnya kepada wartawan, Selasa, (18/4).
Ia mengatakan, selama ini 2,4 juta nasabah Prudential memang selalu diingatkan untuk berpikir jangka panjang. Jumlah polis aktif Prudential sendiri mencapai 3,4 juta pada 2016.
Selanjutnya, total klaim yang dibayarkan Prudential Indonesia pun mencapai Rp 9,9 triliun pada tahun lalu. Jumlah tersebut naik 8,1 persen dari sebelumnya yang hanya Rp 9,1 triliun. "Dengan begitu, Prudential Indonesia membayar klaim 10 persen dari total klaim yang dibayarkan industri asuransi," ujar John.
Total aset Prudential Indonesia turut meningkat sekitar 15 persen, kata John, menjadi Rp 64,2 triliun, sebelumnya pada 2015 hanya Rp 55,9 triliun. Bahkan total dana kelolaan naik 20,5 persen menjadi Rp 54,5 triliun pada 2016, pada tahun sebelumnya hanya Rp 45,1 triliun.
"Kami sangat berterimakasih atas dukungan dan kepercayaan para nasabah untuk melanjutkan komitmen dalam menyediakan proteksi keuangan dan keluarga terbaik di Indonesia," tutur Presiden Direktur Prudential Indonesia Jens Reisch, saat ditemui di kantornya, Selasa, (18/4).
Jens menjelaskan, sepanjang 2016 bisnis Prudential Indonesia menguat di berbagai daerah plural seperti Bandung, Surabaya, dan Jakarta. Meski begitu agen atau tenaga pemasar asuransi Prudential sudah tersebar di 160 kota di Indonesia.
"Sekarang total agen 260 ribu atau 54 persen dari total agen di industri asuransi keseluruhan. Tahun lalu bertambah 62 ribu. Ke depannya diharapkan terus bertambah," ujarnya.
Ia menyatakan, tahun ini lebih optimis terhadap pertumbuhan asuransi di Indonesia. Apalagi pertumbuhan ekonomi nasional juga terus membaik. Stabilitas politik negara pun menurutnya terjaga. "Semoga yang akan datang tetap seperti ini dan kesadaran masyarakat terhadap asuransi bisa bertambah," harap Jens.